Syarat Wajib dan Sah Puasa Serta Perbedaan diantara Keduanya
Saat menjalani puasa di bulan Ramadhan, seorang umat Muslim harus memematuhi rukun puasa. Namun, tak hanya itu, umat Muslim juga harus memenuhi syarat wajib dan sahnya puasa.
Tentunya, umat Muslim yang terkena kewajiban dan memenuhi syarat wajib dan sahnya puasa ini mesti menjalan puasa.
Pada tahun 2022 ini, puasa Ramadhan rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 2 April 2022 .
Maka itu, kamu harus mengetahui dan memenuhi syarat wajib dan sahnya puasa ini agar kamu dapat mengikuti puasa Ramadhan.
Lalu, apa sajakah syarat wajib dan sah puasa tersebut dan apa perbedaannya? simak pejelasannya berikut ini.
Syarat Wajib Puasa

Pada dasarnya syarat wajib puasa adalah syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum melaksanakan suatu ibadah.
Jadi, jika seseorang tidak memenuhi syarat wajib, maka gugurlah tuntutan kewajiban kepadanya.
Syarat wajib puasa terbagi menjadi 5, yaitu Islam, taklif (baligh dan berakal), mampu, sehat, dan bermukim.
Sinopsis Sinetron Mencintaimu Sekali Lagi, Selasa 11 Februari 2025: Solusi Masalah Arini dan Lingga
Berikut lengkapnya.
1. Islam
Perintah seorang umat Muslim untuk menjalankan puasa tertera dalam surat Al-Baqarah: 183, yang mana memiliki arti:
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183).
Ini artinya, puasa berlaku bagi umat Muslim dan orang-orang beragama selain Islam tidak memiliki kewajiban untuk berpuasa.
2. Baligh
Syarat wajib puasa kedua adalah baligh. Sebagaimana diketahui, baligh adalah sudah dewasa yang ditandai dengan keluar mani bagi laki-laki dan haid bagi perempuan.
Jika diukur dengan umur, batas bawah minimal baligh adalah 9 tahun jika keluar mani bagi laki-laki dan haid bagi perempuan.
Jika remaja belum keluar mani atau belum haid, batas minimalnya adalah 15 tahun.
Meskipun demikian, anak-anak ataupun remaja tetap harus diajarkan berpuasa, jadi saat baligh nanti sudah terbiasa dan bisa melakukan puasa selama sebulan penuh.
3. Berakal
Syarat wajib puasa berikutnya adalah berakal. Seseorang wajib memiliki akal untuk menjalanka puasa, jika tidak memiliki akal (Orang Dalam Gangguan Jiwa/ODGJ) tidak diwajibkan untuk berpuasa.
Selain itu, bagi mereka yang tidak berakal juga tidak memiliki kewajiban untuk mengganti puasa jika nantinya sembuh dari gangguan jiwanya.
4. Mampu beribadah puasa
Dalam hal ini, mampu berpuasa juga menjadi syarat wajib puasa. Jadi, jika seorang Muslim tidak bisa menjalankannya karena suatu alasan tertentu, maka diperbolehkan baginya untuk tidak berpuasa.
Sebaliknya, jika masih mampu, maka umat Muslim wajib untuk berpuasa di bulan Ramadhan dan mengganti puasa yang ditinggalkan selama bulan puasa.
Mengenai hal ini, Allah Swt berfirman:
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya,... (QS. Al-Baqarah : 184)
5. Bermukim
Bermukim, dalam hal ini maksudnya adalah memiliki tempat tinggal dan bukan seorang musafir.
Dengan demikian, apabila seseorang tersebut sedang melakukan perjalanan sehingga tidak berada di daerah mukim, diperkenankan untuk tidak berpuasa. Namun, ia harus mengqadha puasa yang ia tinggalkan di hari lain.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-Baqarah:185, yang mengatakan:
Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah : 185).
Namun, jika tetap berpuasa pun, maka puasa yang dijalankan tetap sah.
Syarat Sah Puasa

Berbeda dengan syarat wajib puasa, syarat sah puasa adalah syarat yang harus dipenuhi agar puasa yang dilakukan oleh seseorang itu menjadi sah hukumnya di hadapan Allah Swt.
Berikut adalah 4 syarat sah puasa yang harus umat Muslim ketahui.
1. Islam
Sama seperti syarat wajib puasa, syarat sah puasa juga beragama Islam. Jadi, bagi siapapun diluar agama Islam tidak memiliki kewajiban untuk menjalankan puasa.
2. Mumayyiz (Baligh)
Mumayyiz adalah usia di mana anak sudah bisa membedakan antara yang baik dan buruk, bisa membedakan antara yang bermanfaat dan yang membahayakan dirinya.
Mummayiz sama dengan baligh. Maka itu, bagi seseorang yang telah baligh, Ia wajib menjalankan puasa.
3. Suci dari haid dan nifas
Bagi perempuan dalam keadaan haid maupun nifas tidak diizinkan untuk berpuasa.
Namun, puasa yang ditinggalkan tersebut wajib untuk diqadha atau diganti. Namun, sebelumnya harus mandi wajib terlebih dahulu.
Hal ini sesuai dengan hadist riwayat Aisyah r.a, yang menyatakan:
Kami diperintahkan Rasulullah s.a.w. mengqadha puasa dan tidak disuruhnya untuk mengqadha shalat. (Hadis Shahih, riwayat Muslim: 508).
4. Dikerjakan pada waktunya
Ketika seorang Muslim melaksanakan puasa pada waktu yang tidak diperbolehkan puasa padanya, maka puasanya tidak sah.
Hadir dengan Episode dan Karakter Baru, Suparman Reborn 4 Siap Menemani Selama Bulan Ramadan
Waktu yang dilarang tersebut adalah: 1) Hari raya Idul Fitri. (2) Hari raya Idul Adha. (3) Hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah
Ini turut dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad Saw, yang mana mengatakan:
Nabi Muhammad Saw melarang puasa pada hari Idul Fitri, dan Idul Adha. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 1855 dan Muslim: 1921).
"Nabi SAW melarang puasa pada hari Idul Fitri, Idul Adha, dan hari-hari Tasyriq. (Hadis Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 772).
Dengan demikian, itulah syarat wajib puasa dan syarat sah puasa, juga perbedaan diantara keduanya. Tak hanya syarat, kamu juga harus mengetahui rukun puasa serta ketentuan lainnya.