Bahaya Fenomena Flexing Atau Pemer di Medsos Cuma Kedok Marketing, Ini Kata Rhenald Kasali
Fenomena flexing atau pamer dengan barang-barang mewah bukan miliknya menjangkiti masyarakat kita melalui ranah media sosial.
Terkadang aksi pamer yang dibuat hanya untuk pancingan untuk memasuki bisnis online yang dasarnya penipuan. Ternyata itu hanya kedok marketing.
Hal ini diungkap Prof Rhenald Kasali saat menjelaskan fenomena flexing di media sosial dalam podcast Deddy Corbuzier seperti yang dikutip Indozone, Selasa (1/2/2022).
"Lihat kasus first travel. Cara pandang setiap orang tidak sama. Tergantung kelas sosial. Orang yang kelas sosial di bawahnya, itu berpandangan bahwa orang kaya betulan itu jalan-jalan ke luar negeri, ke menara Eiffel, ke Dubai, Turki," jelas Rhenald Kasali.
Orang-orang kaya palsu menilai pendidikan tidak penting, hingga tolak ukur penilaian itu dilihat dari brand apa yang dipakai.
"Yang dilihat dari brand apa yang dipakai, yang berkilauan. Padahal itu bagian dari marketing. Marketing sosial media bisa terjadi, supaya dapat follower lebih banyak," katanya.
Rhenald mengungkap beberapa kasus kedok marketing mereka yang suka pamer akhirnya ketahuan. Ternyata mereka tidak bisa membuktikan apa yang janjikan.
"Ada banyak sekali yang memainkan tema-tema seperti itu. Satu ketika ada masalah, orang marketing tapi dia tidak bisa deliver dia punya promise-nya. Itu jadi masalah, kemudian dia tertangkap," jelasnya.
Banyak pula orang-orang yang mengiklankan dirinya sebagai pengusaha sukses dengan usia yang cukup muda.
Namun setelah dihitung-hitung, kekayaan yang diklaim dengan income stream dan produknya, hasilnya diperoleh tidak masuk akal.
"Rasanya tidak mungkin hidung-hitungan loe, beli private jet. Berapa? 100 miliar. Biaya perawatannya berapa. That\'s cost . Apa dia tidak mikir. Rasanya dia mikir. Tapi kan ini membuat kita lebih besar pasak daripada tiang," katanya.
Beberapa waktu yang lalu seperti apa yang disampaikan Rheinald Kasali, pernah heboh kasus First Travel di mana pemiliknya kerap pamer memiliki rumah dan mobil mewah di media sosial.
First Traveldidirikan oleh Andika Surachman beserta istrinya Anniesa Desvitasari.
Mereka berdua memposting di media sosialkerap melakukan perjalanan ke luar negeri. Bahkan kerap melakukan umroh ke tanah suci.
Ternyata apa yang mereka pamerkan berdua hanya sebagai kedok marketing penipuan perjalanan ibadah umroh dengan embel-embel murah yang mereka gadang-gadangkan.
Nyatanya mereka melakukan money laundring , di mana dana para calon jemaah umroh mereka diputar-putar untuk mereka foya-foyakan. Dana itu diketahui untuk mereka jalan-jalan dan membeli aset di luar negeri.
Mereka berdua kemudian berurusan dengan hukum hingga kemudian dinyatakan bersalah menyalahgunakan uang calon jemaah umroh.