Cegah Stunting, Anak Harus Diberi Susu UHT Bukan Susu Kental Manis

Cegah Stunting, Anak Harus Diberi Susu UHT Bukan Susu Kental Manis

Gaya Hidup | okezone | Selasa, 11 Januari 2022 - 16:12
share

MENTERI Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyoroti angka stunting yang meningkat di usia bayi 6-23 bulan. Penyebabnya, yakni kurangnya protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang seharusnya mulai diberikan sejak usia 6 bulan.

Demi menekan angka stunting, Menkes Budi menyebut sejumlah upaya yang akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Terlebih, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menargetkan agar angka stunting di Indonesia bisa ditekan menjadi 14 persen di tahun 2024.

anak stunting

Salah satu upaya yang akan dilakukan yakni pemberian telur dan susu. Jadi, semua makan tambahan itu harus konsentrasi ke protein hewani, kalau bisa lokal, kata Menkes Budi Gunadi dikutip dari konferensi pers virtual, Selasa (11/1/2022).

Contoh makanan yang mengandung protein hewani yakni telur dan susu. Nah yang paling sukses di dunia adalah dikasih satu telur satu hari. Nanti kalau dia sudah di usia 12 tahun, dikasih susu, susunya harus susu UHT, bukan susu kental manis, karena susu kental manis itu isinya gula, jelas dia.

Oleh sebab itu, Kemenkes berupaya untuk melakukan intervensi dengan pemberian telur dan susu. Untuk anak-anak yang ASI-nya sudah selesai dan harus dikasih makanan tambahan, itu kita usahakan dikasih telur satu dan susu, yang nanti dananya kita bisa ambil dari dana desa atau dana alokasi khusus, ujarnya.

Lebih lanjut, Kemenkes juga akan memberikan alat timbangan dan pengukur tinggi badan bagi balita ke desa-desa. Jika beratnya kurang, maka bayi atau balita tersebut akan dirujuk ke Puskesmas. Sedangkan jika tingginya kurang, maka akan dirujuk ke rumah sakit.

Kita perbaiki juga proses rujukannya, karena selama ini kalau dirujuk ke rumah sakit tidak ditanggung BPJS, nah itu kita beresin supaya ditanggung BPJS, terangnya.

Topik Menarik