Angela Tanoesoedibjo hingga Bambang Brodjonegoro Hadir di Wealth Talks CIMB Niaga, Bahas Kondisi Ekonomi Global

Angela Tanoesoedibjo hingga Bambang Brodjonegoro Hadir di Wealth Talks CIMB Niaga, Bahas Kondisi Ekonomi Global

Ekonomi | inews | Rabu, 12 Maret 2025 - 12:57
share

JAKARTA, iNews.id - Co-CEO MNC Group Angela Tanoesoedibjo berkesempatan menyambut secara khusus Bambang Brodjonegoro yang saat ini menjabat Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional. Penyambutan dilakukan jelang acara WEALTH TALKS CIMB Niaga (BNGA) yang bertajuk 'New Leaders Era 2025: Unboxing Global and Local Market Trends' di MNC Convention Hall iNews Tower Jakarta, Rabu (12/3/2025).

Dalam kesempatan ini, Angela didampingi oleh Direktur Operasional IDX Channel, Masirom. Ia pun sempat berbicara dengan Bambang mengenai apa yang akan dibicarakan dalam WEALTH TALKS CIMB Niaga tersebut, seperti kondisi global dan domestik yang memengaruhi ekonomi dunia saat ini.

Dalam paparannya, Bambang yang pernah didapuk sebagai Menteri Keuangan itu membahas tentang keadaan ekonomi global yang 'very unpredictable' dan perfeksionis. Sebab, Presiden AS Donald Trump berencana menaikkan tarif impor beberapa negara, seperti China serta Meksiko dan Kanada.

"Janji kampanye yang pertama yang diangkat adalah protectionismenya itu dan betul sekali bahwa salah satu langkah awal yang sudah dilakukan begitu dilantik adalah menerapkan tarif yang relatif tinggi dan uniknya ini kepada dua negara tetangga yang sebenarnya adalah kita bisa sebut sekutu badan Amerika dalam konteks perdagangan internasional," ujar Bambang.

Dengan adanya perubahan yang begitu dinamis, Bambang memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tertahan di kisaran 3 persen. Adapun negara-negara maju termasuk Eropa tercatat tumbuh stagnan di 2 persen saja.

"Jadi tidak ada sesuatu prospek kerah yang bisa membuat pertumbuhan ekonomi global misalkan meningkat menjadi 3,5 atau menuju 4 persen. Sebaliknya tertahan semua di sekitar 3 persen, karena utamanya di negara-negara maju, negara maju itu baik Amerika, Jepang, Korea maupun di Eropa Barat, tidak terlihat ada potensi pertumbuhan yang cukup menjanjikan," katanya.

Semua efek kondisi global tersebut, kata Bambang, akan berimbas pada domestik. Meskipun daya beli didorong oleh Pemilu dan Pilkada pada tahun lalu, tahun ini sepertinya hanya akan mempertahankan pertumbuhan 5 persen atau lebih.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi yang juga hadir menambahkan bahwa ekonomi global yang melambat akan membuat pasar volatil.

"Dari sisi Indonesia sendiri, indikator makro ekonominya relatif stabil dengan GDP bertahan di 5 persen dan akan lebih soft karena government spending," kata Lilis.

Topik Menarik