Norman Nurdjaman Pimpin REI Jabar, Bidik Prospek Bisnis Properti di Era Pemerintahan Baru
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - DPD Real Estate Indonesia (REI) Jabar menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke-13 di The Trans Luxury Hotel Bandung, Kamis (7/11/2024). Pada Musda ke-13, Norman Nurdjaman terpilih menjadi Ketua DPD REI Jabar periode 2024-2027.
Acara Musda ke-13 REI Jabar bertema “Prospek Bisnis Properti di Era Pemerintahan Baru” itu dibuka oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin dan dihadiri jajaran perbankan, OJK, komisi IV DPRD, serta tamu undangan lainnya.
Ketua DPD REI Jabar Norman Nurjaman mengatakan, berharap, di kepemimpinannya, REI Jabar dapat bersinergi dengan banyak pihak.
"Berharap ke depan, REI semakin maju dan bisa bersinergi dengan pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi di bidang real estate," kata Norman.
Norman menyadari saat ini tantangan REI semakin berat apalagi di tengah deflasi. Kemudian masih banyak aturan yang perlu direvisi, seperti amdalalin, LSD, dan lainnya.
LMAN Buka Suara soal Kabar Komedian Mat Solar Belum Dapat Ganti Rugi Lahan Tol Serpong-Cinere
"Tapi karena rencana Tuhan Yang Maha Esa telah menjadikan sebagai Ketua DPD REI Jabar tiga tahun ke depan, saya berharap REI semakin kompak, sesuai tagline saya mengenai perubahan," ujarnya.
Perubahan itu, tutur Norman, selain di internal, tapi juga hubungan dengan seluruh stakeholder yang harus dibenahi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN), perpajakan, Kepolisian, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan lain-laik dengan dibuatkan MoU agar tercipta kepastian usaha.
"Saya berharap kebijakan dan regulasi di tiap daerah yang berbeda-beda akan dimatrikulasi, dipetakan agar birokrasi perizinan bisa lancar, tidak lama, tidak sulit karena pengusaha itu berhitung dengan waktu dan biaya," tutur Norman.
Sementara itu, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin berharap REI Jabar dapat menghadirkan hunian layak dan terjangkau bagi masyarakat dengan konsep berkelanjutan.
Konsep berlanjutan dimaksud, kata Bey, dengan mengadopsi konsep green property memanfaatkan bahan bangunan ramah lingkungan, arsitektur tahan gempa bumi, serapan air tinggi melalui ruang terbuka hijau, drainase dan instalasi air, serta kolam retensi memadai.
"Hunian ideal harus dilengkapi dengan sistem pengolahan sampah mandiri," kata Bey.
"Masyarakat menantikan kebijakan progresif untuk memperluas akses hunian terjangkau, percepatan perizinan, dan pembangunan berkelanjutan," ujarnya.
Menurut Bey, Jabar saat ini sedang menghadapi permasalahan sampah regional yang cukup kompleks terutama di Bandung Raya. REI dapat menjadi aktor penyumbang solusi dengan membuat hunian dengan konsep yang menghadirkan sistem pengolahan sampah mandiri.
Contoh yang paling sederhana dan murah adalah magotisasi, sampai ke yang lebih kompleks seperti mesin pengolah sampah menggunakan teknologi RDF.
Dengan kehadiran lebih dulu infrastruktur pengolah sampah di kompleks perumahan, diharapkan kesadaran penghuninya untuk memilih dan memilah sampah sejak dari rumah akan terbangun, terutama sampah organik dan sampah makanan.
"Adanya perumahan yang sejak awal memungkinkan tidak penghuninya disiplin memilah sampah dari rumah. Kalau real estate betul-betul mengelola sampahnya sendiri," tururnya.
Pemprov Jabar, kata Bey, berkomitmen mendorong dunia properti dengan menghadirkan iklim kondusif melalui kemudahan dan transparansi perizinan.