Mengoptimalkan Hilirisasi Kelapa Sawit untuk Meningkatkan Nilai Tambah
JAKARTA, iNewsTangsel.id - Peran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sangat penting dalam mendorong pertumbuhan industri dan meningkatkan okupansi, khususnya pada sektor produk turunan kelapa sawit. Saat ini, KEK berhasil menarik investasi dalam industri kelapa sawit baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, penguatan hilirisasi produk kelapa sawit perlu didukung dengan promosi dan advokasi agar pertumbuhan ekonomi dan investasi pada sektor hilir sawit dapat menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Dida Gardera, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan industri kelapa sawit demi mendukung kesejahteraan petani. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui KEK, yang menyediakan berbagai kemudahan bagi pengelola. Meski begitu, masih banyak pihak yang belum sepenuhnya memahami cara memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia.
“Kami berharap seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja sama dalam mengoptimalkan hilirisasi industri kelapa sawit agar kita bisa meningkatkan nilai tambah serta kesejahteraan petani dan masyarakat secara keseluruhan,” ujarnya dalam seminar bertema "Peran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Industri Hilir Sawit Bernilai Tambah Tinggi" di Jakarta, Senin (4/11/2024).
Menurut Dida, konsep dasar KEK adalah wilayah dengan batas tertentu di dalam hukum negara Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan mendapatkan fasilitas tertentu. Tujuan utama pengembangan KEK adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan peningkatan daya saing.
“KEK memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing industri, terutama pada sektor hilir kelapa sawit. Untuk mengoptimalkan nilai tambah produk kelapa sawit, peran strategis KEK dalam pertumbuhan ekonomi dan investasi di sektor hilir kelapa sawit menjadi sangat penting, terutama karena industri kelapa sawit mendukung banyak sektor lainnya. Dengan demikian, terjadi peningkatan nilai tambah dalam perekonomian,” jelasnya.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga, menambahkan bahwa sektor kelapa sawit adalah salah satu pilar utama ekonomi Indonesia. Namun, untuk mencapai potensi maksimal, semua elemen—pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat—perlu bergerak bersama. Dukungan kebijakan yang tepat, inovasi, dan investasi berkelanjutan diperlukan agar kawasan industri ini terus berkembang dan terjadi pemerataan ekonomi.
“Salah satu caranya adalah menarik investor ke industri ini agar keberlanjutannya terjaga. Tentu saja, ini membutuhkan dukungan dan regulasi dari pemerintah. Kami berharap adanya sinergi positif yang dapat menarik lebih banyak investor dan mendukung pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia,” pungkasnya.