Harga Minyak Mentah Turun Sepanjang Agustus, Brent Sentuh 78,80 Dolar AS per Barel

Harga Minyak Mentah Turun Sepanjang Agustus, Brent Sentuh 78,80 Dolar AS per Barel

Ekonomi | inews | Minggu, 1 September 2024 - 09:14
share

HOUSTON, iNews.id - Harga minyak mentah dunia melemah sepanjang Agustus 2024. Minyak jenis Brent turun 2,4 persen sepanjang bulan ini, West Texas Intermediate (WTI) ambles 3,6 persen.

Penurunan harga komoditas ini karena investor mempertimbangkan ekspektasi kenaikan pasokan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, mulai bulan Oktober mendatang, bersamaan dengan berkurangnya harapan pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang besar pada bulan ini, menyusul data ekonomi yang menunjukkan belanja konsumen yang kuat.

Mengutip Reuters , harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober, yang berakhir pada hari Jumat, turun 1,14 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 78,80 dolar AS per barel, turun 0,3 persen dalam sepekan, sementara WTI AS turun 2,36 dolar AS atau 3,11 persen menjadi 73,55 dolar, turun 1,7 persen dalam seminggu.

OPEC+ dikabarkan akan melanjutkan rencana kenaikan produksi minyak mulai Oktober imbas penghentian produksi di Libya, dan janji pemangkasan oleh beberapa anggota untuk mengompensasi kelebihan produksi mengimbangi dampak dari permintaan yang lesu, menurut sumber dari kelompok tersebut.

"OPEC+ berbicara tentang melanjutkan pengurangan pemangkasan produksi adalah berita utama yang benar-benar membuat kita kecewa hari ini," ucap Analis Price Futures Group, Phil Flynn.

Sementara itu, investor menanggapi data baru yang menunjukkan belanja konsumen AS meningkat pesat pada bulan Juli. Hal ini menandakan ekonomi tetap kuat di awal kuartal ketiga dan menentang pemangkasan suku bunga setengah persen dari The Fed pada bulan ini.

Adapun, kerugian produksi dapat mencapai antara 900.000 dan 1 juta barel per hari (bph) dan berlangsung selama beberapa minggu, menurut perusahaan konsultan Rapidan Energy Group.

Pemerintah Libya mengumumkan penutupan semua ladang minyak pada hari Senin, menghentikan produksi dan ekspor, serta mendorong harga minyak mencapai titik tertinggi dalam hampir dua minggu pada tanggal 26 Agustus.

"Sangat menarik melihat penutupan produksi minyak mentah Libya berdampak besar pada harga pasar pada suatu hari dan diabaikan sama sekali pada hari berikutnya," ucap Kepala Ekonom Matador Economics, Tim Snyder.

Selain itu, pasokan minyak Irak juga diperkirakan akan menyusut setelah produksi negara itu melampaui kuota OPEC+, menurut salah satu sumber kepada Reuters .

Irak berencana untuk mengurangi produksi minyaknya menjadi antara 3,85 juta dan 3,9 juta barel minyak per hari bulan depan.

Di AS, jumlah rig minyak aktif tidak berubah pada 483 minggu ini, tetapi naik satu pada bulan Agustus.

Topik Menarik