Tahun Berat Menanti, Pelaku Ekonomi Kreatif Didorong Bertahan

Tahun Berat Menanti, Pelaku Ekonomi Kreatif Didorong Bertahan

Ekonomi | medan.inews.id | Minggu, 18 Agustus 2024 - 19:40
share

MEDAN, iNewsMedan.id Anggota Komisi X DPR RI, dr. Sofyan Tan, mengingatkan bahwa tahun 2025 akan menjadi masa yang penuh tantangan bagi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beban utang yang akan jatuh tempo, mencapai lebih dari Rp 800 triliun setiap tahun.

"Jika utang sudah membengkak, biasanya akan diikuti dengan kenaikan pajak dan harga. Tahun-tahun mendatang akan menjadi tahun yang berat," ujar Politisi PDI Perjuangan itu saat membuka acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Keterampilan Public Speaking untuk Peningkatan Produk Ekonomi Kreatif di Medan. Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) di Hotel Le Polonia, Jalan Jend. Sudirman, Medan, pada Minggu (18/8).

Mengutip data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, utang yang jatuh tempo pada 2025 mencapai Rp 800,33 triliun, melonjak dibandingkan 2024 yang sebesar Rp 434 triliun. Bahkan, pada 2026 dan 2027, angka utang jatuh tempo masih tinggi, yaitu masing-masing Rp 803,19 triliun dan Rp 802,61 triliun.

Sofyan Tan berharap para pelaku ekonomi kreatif dapat bertahan dan terus mengembangkan usaha mereka. Dengan begitu, dampak dari beban utang seperti kenaikan pajak dan harga dapat diminimalisir bagi sektor ekonomi kreatif.

Ia juga mendukung berbagai kegiatan bimtek yang digelar oleh Kemenparekraf di Medan sepanjang 2024. Menurutnya, pelatihan-pelatihan semacam ini penting untuk meningkatkan kualitas pemasaran, sehingga mampu menarik lebih banyak minat dari masyarakat.

Dalam konteks bimtek public speaking yang saat ini digelar, Sofyan Tan menekankan pentingnya kemampuan berbicara di depan publik untuk meningkatkan pemasaran produk.

Public speaking membantu kita untuk lebih percaya diri, menguasai produk, dan menyampaikannya dengan gestur tubuh yang menarik, ungkapnya.

Sebagai contoh, Sofyan Tan membagikan pengalaman tentang memasarkan produk makanan seperti sop kambing terenak di Indonesia yang ada di Medan. Dengan deskripsi yang detail dan menarik, produk tersebut berhasil menarik perhatian orang untuk mencarinya.

Hadir dalam acara tersebut, Inspektur II Inspektorat Kemenparekraf Franc Orlando, SH, MH, Ketua Tim Norma Standar Prosedur dan Kriteria Budiyanti, Sekretaris Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan Vianti Dewi Nasution, S.Sos, serta narasumber Muchlis Anwar. Acara ini juga dihadiri oleh pelaku industri ekonomi kreatif di Sumut.

Franc Orlando menyampaikan bahwa keterampilan public speaking sangat penting dalam dunia pariwisata dan ekonomi kreatif, karena kemampuan komunikasi adalah kunci untuk menarik minat wisatawan. Ia berharap pelatihan ini dapat membantu para pelaku ekonomi kreatif memperluas pasar dan menciptakan iklim positif di sektor tersebut.

Kemenparekraf, lanjut Franc, akan terus berkomitmen mendukung dan memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif yang unggul dan berdaya saing.

Aktiflah dalam berdiskusi, agar ilmu yang didapatkan dapat diimplementasikan, pesannya.

Topik Menarik