Ekspor RI Juli 2024 Naik 6,46 Parsen jadi 22,21 Miliar Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor RI pada Juli 2024 mencapai 22,21 miliar dolar AS. Angka ini naik 6,46 persen yoy.
Menurut Plt Kepala BPS Amalia W Widyasanti nilai ekspor migas tercatat mencapai 1,42 miliar dolar AS atau naik 15,57 persen. Kemudian, nilai ekspor nonmigas juga naik 5,98 persen dengan nilai 20,79 miliar dolar AS.
"Peningkatan nilai ekspor Juli secara bulanan didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas yaitu pada komoditas bijih logam, terak dan abu HS 26 yang naik sebesar 3.973,44 persen dengan andil 3,32 persen," kata dia dalam konferensi pers hari ini, Kamis (15/8/2024).
Amalia menjelaskan, logam mulia dan perhiasan ataupun permata HS 71 naik 51,11 persen dengan andil 1,28 persen. Kemudian, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya HS 85 naik 14,89 persen dengan andil 0,81 persen.
Sedangkan, peningkatan ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan ekspor hasil minyak dengan andil sebesar 0,82 persen.
"Secara tahunan nilai ekspor juli 2024 mengalami peningkatan sebesar 6,46 persen kenaikan didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas terutama pada logam mulia dan perhiasan permata HS 71, bijih logam terak dan abu HS 26 dan kakao serta olahannya HS 18," ucap dia.
Amalia menambahkan, pada Juli 2024 total ekspor nonmigas sebesar 20,79 miliar dolar AS. Apabila dirinci berdasarkan sektornya yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi sebesar 0,50 miliar dolar AS, sektor pertambangan dan lainnya 3,77 miliar dolar AS dan sektor industri pengolahan sebesar 16,51 miliar dolar AS.
Diungkapkannya, nilai ekspor nonmigas seluruh sektor mengalami peningkatan secara bulanan, peningkatan ini utamanya terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya yang naik 19,51 persen dengan andil peningkatan 2,96 persen. Katanya, peningkatan secara bulanan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor bijih tembaga, aspal, bijih titanium batu apung dan juga sejenisnya.
"Secara tahunan semua sektor mengalami peningkatan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 4,56 persen yang memberikan andil peningkatan sebesar 3,46 persen," kata Amalia.