7 Kekuatan Ekonomi Arab Saudi, Dari Minyak Bumi Hingga Investasi

7 Kekuatan Ekonomi Arab Saudi, Dari Minyak Bumi Hingga Investasi

Ekonomi | BuddyKu | Senin, 18 September 2023 - 15:01
share

RIYADH - Arab Saudi , salah satu negara produsen minyak terbesar di dunia, memiliki sumber ekonomi yang kuat dan beragam. Dari minyak bumi hingga investasi, menjadikan Arab Saudi negara maju yang terus berkembang pesat mengikuti zaman.

Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Otoritas Umum Statistik Arab Saudi pada 7 Mei 2023, pertumbuhan ekonomi non minyak mencapai 5,8 persen pada kuartal pertama, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, sektor minyak mengalami pertumbuhan sebesar 1,3 persen.

Menurut IMF, pertumbuhan ekonomi Arab Saudi tahun sebelumnya mencapai 8,7 persen. Namun, proyeksi pertumbuhan PDB Arab Saudi tahun ini diperkirakan akan melampaui 3,1 persen.

Walaupun perekonomian secara signifikan bergantung pada pendapatan minyak, pemimpin Arab Saudi telah mengambil langkah-langkah penting untuk melakukan perubahan mendasar dalam struktur ekonomi negara ini. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada sektor minyak dan mencari sumber pendapatan yang beragam.

Berikut adalah tujuh kekuatan utama yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi Arab Saudi, yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Minyak Bumi yang Melimpah

Arab Saudi dikenal sebagai produsen minyak bumi terbesar di dunia. Negara ini memiliki cadangan minyak yang sangat besar, yang merupakan sumber utama pendapatan ekspor.

Dengan memiliki 25% dari cadangan minyak dunia, menjadikan ekonomi negara ini berkembang dengan sangat pesat.

Menurut Kemlu.go.id, Sektor minyak Arab Saudi, dalam catatan terakhir berkontribusi sekitar 80% dari pendapatan anggaran, 45 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP), dan 90% dari pendapatan ekspor.

Pada 2018, Arab Saudi memiliki kebijakan untuk menjaga harga minyak berkisar antara USD70 hingga USD80 per barel. Pada September 2019, harga minyak berada pada level USD62,59 per barel. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara pendapatan negara dan fluktuasi harga minyak dunia.

Untuk mendukung strategi tersebut, Arab Saudi, melalui perusahaan minyak terbesarnya, PT. Aramco, memproduksi minyak sebanyak 10 hingga 13,6 juta barel per hari pada tahun 2018, mencatat angka tertinggi dalam sejarah eksplorasi minyak di Arab Saudi.

2. Industri Petrokimia

Walaupun sebagian besar ekonomi Arab Saudi masih didominasi oleh minyak, negara ini telah mengambil langkah-langkah untuk melakukan diversifikasi ekonomi.

Menurut Saudiembassy.net , saat ini, lebih dari 90% dari ekspor non-minyak Arab Saudi berasal dari sektor industri. Arab Saudi mengirimkan produk petrokimia, plastik, logam, bahan konstruksi, dan peralatan listrik ke sekira 90 negara.

Kawasan petrokimia dan sektor industri berbasis minyak lainnya terutama berlokasi di kota-kota industri yang terletak di pusat kota besar.

Pabrik-pabrik ini memanfaatkan gas alam dan cairan gas alam, serta produk hasil olahan dari sektor minyak, untuk menghasilkan produk yang mendukung pertumbuhan sektor ekonomi non-minyak.

3. Investasi Asing yang Masif

Sektor swasta semakin memainkan peran yang penting dalam ekonomi Saudi, saat ini menyumbang sekitar 48 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor ini diperkirakan akan terus berkembang, terutama karena Arab Saudi semakin membuka diri terhadap investasi asing.

Investor dari berbagai belahan dunia telah bermitra dengan pihak Saudi untuk mendirikan usaha, tertarik oleh stabilitas politik, ekonomi, dan sosial di Kerajaan, infrastruktur modern, pasokan energi yang terjangkau, serta lokasinya yang strategis.

Pada 11 April 2000, Arab Saudi mempermudah kondisi bagi investor asing di negara tersebut dengan memperkenalkan undang-undang baru yang memberikan hak-hak dan insentif yang setara bagi investor asing seperti yang diberikan kepada warga Saudi dan perusahaan lokal. Langkah ini juga memungkinkan investor asing untuk memiliki properti dan real estat di negara tersebut.

Pada Desember 2005, Arab Saudi bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), suatu langkah penting yang memberikan Saudi akses yang lebih besar ke pasar global, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong investasi asing.

4. Pariwisata yang Berkembang

Negara ini juga sedang berinvestasi dalam industri pariwisata, dengan tujuan menarik wisatawan internasional. Pembangunan destinasi wisata modern dan berbagai proyek pariwisata telah menjadi fokus penting.

Pemerintah Arab Saudi memberikan prioritas kepada sektor pariwisata religi, terutama ke kota-kota suci Makkah dan Madinah. Dua kota ini merupakan tujuan utama bagi umat Islam yang melakukan ibadah haji setidaknya sekali seumur hidup dan umrah yang dapat dilakukan sepanjang tahun.

Sebelum pandemi COVID-19, ibadah haji dan umrah bersama-sama menarik lebih dari 20 juta orang pada 2019. Pada tahun ini, jumlah jamaah haji yang datang mendekati angka yang ada sebelum pandemi, mencapai puncaknya pada Juni 2023.

Pemerintah setempat memiliki rencana ambisius untuk mengembangkan kembali perekonomian melalui sektor pariwisata, dengan target menarik lebih dari 30 juta wisatawan religi mulai tahun 2030.

Sebagai bagian dari rencana ini, sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan kontribusi hingga USD80 miliar atau sekitar Rp1.200 triliun, yang setara dengan 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Arab Saudi. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungannya pada sektor minyak bumi.

5. Perbankan

Arab Saudi memiliki sistem perbankan modern yang terdiri dari 13 bank komersial yang menyediakan berbagai layanan seperti perbankan ritel dan korporasi, layanan investasi, fasilitas perantara, dan transaksi derivatif, termasuk juga kartu kredit, ATM, dan transaksi point-of-sale.

Dilansir dari Saudiembassy.net , selain bank konvensional, Arab Saudi juga memiliki bank yang menawarkan layanan perbankan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam (Syariah). Dalam sistem perbankan Islam, dilarangnya praktek riba, pengumpulan dan pembayaran bunga, serta perdagangan risiko keuangan.

Pasar saham Arab Saudi juga berkembang pesat, dengan nilai total saham yang diperdagangkan mencapai sekitar SR60 miliar atau sekitar USD16 miliar setiap tahun. Indeks Saham Gabungan Tadawul (TASI) di bursa saham Saudi adalah salah satu yang memiliki kapitalisasi pasar tertinggi di wilayah Arab dan juga menjadi salah satu bursa pertama di dunia yang menerapkan sistem kliring dan penyelesaian elektronik lengkap dengan pengalihan kepemilikan yang instan.

Sektor perbankan dan keuangan diawasi oleh beberapa lembaga pemerintah. Kementerian Keuangan bertanggung jawab atas kebijakan ekonomi, sementara Asosiasi Moneter Arab Saudi (SAMA) memiliki peran dalam mengelola kebijakan fiskal, mengeluarkan mata uang negara, yaitu Riyal Saudi, dan mengawasi bank-bank komersial di negara ini.

6. Program Transformasi Vision 2030

Diluncurkan pada 2016, Program Transformasi Nasional adalah implementasi pertama dari Visi 2030, yang bertujuan untuk mengubah Arab Saudi menjadi pemimpin dunia. Program ini berfokus pada sejumlah tema strategis, termasuk pemberdayaan sektor swasta, peningkatan tata kelola pemerintahan, dan pengembangan kemitraan ekonomi.

Salah satu aspek penting dari program ini adalah percepatan transformasi digital di seluruh Kerajaan. Ini mencakup kemungkinan untuk memulai bisnis secara online dalam waktu tiga menit dan menghadiri sidang pengadilan dari kenyamanan rumah. Hal-hal seperti ini membuat akses ke tempat kerja menjadi lebih mudah dan inklusif.

Program Transformasi Nasional juga telah membuka lebih banyak peluang kerja di sektor-sektor yang sebelumnya tidak tersedia, memungkinkan perempuan Saudi untuk masuk ke dunia kerja dengan tingkat partisipasi yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

7. Perdagangan

Letak Arab Saudi di Timur Tengah memberinya peran yang krusial dalam geopolitik global dan perdagangan internasional. Hal ini juga memungkinkan negara ini untuk menjadi pusat perdagangan regional.

Arab Saudi saat ini menduduki peringkat ke-19 sebagai eksportir terbesar dan peringkat ke-20 sebagai pasar impor terbesar di dunia.

Sektor komersial di Arab Saudi mengalami pertumbuhan yang signifikan, yang sebagian besar diakibatkan oleh insentif besar yang diberikan oleh pemerintah, seperti pemberian pinjaman jangka panjang tanpa bunga serta berbagai layanan dan fasilitas pendukung. Kamar dagang dan industri di kota-kota besar dan wilayah juga berperan aktif dalam mempromosikan kegiatan komersial.

Terdapat sekitar 584.000 perusahaan yang memiliki lisensi dan terlibat dalam kegiatan komersial di Kerajaan Arab Saudi. Total investasi modal yang mereka miliki diperkirakan mencapai lebih dari USD54 miliar.

Otoritas Investasi Umum Arab Saudi (SAGIA) bertanggung jawab atas pengawasan sektor ini. Mereka menyediakan layanan konsultasi dan dukungan gratis kepada pengusaha swasta, serta menerbitkan daftar peluang investasi. SAGIA juga telah mengumumkan rencana untuk membuka kantor di luar negeri, termasuk di Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman, dengan tujuan untuk menarik investasi dalam proyek infrastruktur.

Dengan kekuatan-kekuatan ini, Arab Saudi terus menjadi pemain utama dalam ekonomi global dan berkomitmen untuk mencapai diversifikasi ekonomi yang lebih besar dalam upaya meningkatkan ketahanan ekonomi di masa depan.

Topik Menarik