Kisah Austin Russell, Bangun Startup Teknologi di Garasi Kini Kekayaannya Tembus Rp24 Triliun

Kisah Austin Russell, Bangun Startup Teknologi di Garasi Kini Kekayaannya Tembus Rp24 Triliun

Ekonomi | BuddyKu | Minggu, 30 Juli 2023 - 09:44
share

FLORIDA, iNews.id - Austin Russell merupakan pendiri Luminar Technologies, yang membuat sensor laser yang dapat membantu mobil self-driving mendeteksi objek di sekitar. Russell membangun bisnis tersebut saat berusia 17 tahun di sebuah garasi.

Russell mengaku memulai bisnis pada usia yang sangat dini. Hal ini berawal rasa ingin tahu dan menciptakan sesuatu.

Ketika saya masih remaja awal, saya mengubah garasi orang tua saya menjadi laboratorium optik dan elektronik. Saya melihat peluang untuk dapat membangun jenis sistem optik baru dari bawah ke atas, ujar Russell dikutip dari CNBC Make It , Minggu (30/7/2023).

Russell saat ini berusia 28 tahun dan menurut Forbes harta kekayaannya mencapai 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp24,17 triliun. Miliarder swadaya termuda berhasil mendirikan Luminar yang bersaing dengan perusahaan besar lainnya seperti Tesla dan Alphabet\'s Waymo.

Startup Teknologinya yang berbasis di Orlando, Florida, telah IPO pada 2020 lalu dan saat ini nilai kapitalisasi pasarnya mencapai 2,59 miliar dolar AS atau setara Rp39,12 triliun. Luminar melaporkan pendapatan 40,7 juta dolar AS pada tahun 2022, dan menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan seperti Mercedes Benz dan Volvo.

Perusahaan tersebut tidak benar-benar turun sampai setelah Russell keluar dari Universitas Stanford pada tahun 2012 atau pada usia 18 tahun. Dia memenangkan Thiel Fellowship, yang membayar siswa 100.000 dolar AS untuk fokus pada startup mereka secara penuh waktu.

Meski begitu, Russell mengatakan dia akan tetap meninggalkan sekolah untuk membangun Luminar.

Meski begitu, mobil self-driving bukanlah hal yang biasa di jalan-jalan Amerika. Hal ini menandakan Russell dan Luminar memiliki banyak pekerjaan, terlepas dari nilai perusahaan yang tinggi.

Adapun, cara kerja laser Luminar untuk mobil tanpa pengemudi menggunakan teknologi lidar bertenaga laser, yang merupakan singkatan dari deteksi dan jangkauan cahaya ( light detection and ranging/lidar ). Teknologi tersebut menghasilkan peta 3-D lingkungan sekitar mobil secara real time . Setelah mobil dapat mendeteksi benda-benda di dekatnya, secara teoritis dapat menghindari tabrakan dengan kendaraan lain.

Kami dapat melakukan ini jutaan kali untuk dapat berhasil mengukur dengan tepat seberapa jauh semuanya, hingga presisi tingkat sentimeter, tuturnya.

Teknologi ini dimaksudkan untuk membantu mobil mengerem secara otomatis di depan pejalan kaki yang tidak terduga, atau dengan aman menghindari kendaraan lain yang masuk ke jalur mereka. Dia menegaskan, teknologi yang dibuatnya bukan untuk menggantikan peran pengemudi.

Tabrakan mobil tidak mungkin diberantas secara permanen, tetapi jika diterapkan dengan tepat, teknologi tersebut masih dapat menyelamatkan nyawa, ucapnya.

Teknologi yang dikembangkan Luminar berbeda dengan self-driving penuh yang dimiliki Tesla, bahkan dari segi harga. Beta self-driving penuh Tesla harganya mencapai lebih dari 15.000 dolar AS. Sementara, teknologi Lidar bisa menelan biaya puluhan atau ratusan ribu dolar untuk dikembangkan dan diproduksi

Sensor Luminar saat ini berharga antara 500-1.000 dolar AS. Dengan produksi massal, dia berharap dapat menurunkan harga tersebut hingga serendah 100 dolar AS per sensor.

Ketika Anda berkomitmen untuk melakukan sesuatu, Anda tidak punya pilihan selain bisa membuatnya berhasil. Kegagalan bukanlah sebuah pilihan, dan saya tahu itu pasti tidak akan pernah untuk Luminar, kata Russell.

Topik Menarik