Pentingnya Pendidikan Di Tengah Tantangan Krisis Mas Menteri Merdeka Belajar Cetak Inovasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus menyuarakan pentingnya pendidikan untuk dapat menjawab tantangan krisis iklim. Para akademisi selama ini berupaya mencari solusi perubahan iklim di dunia.Para akademisi selama ini berupaya mencari solusi perubahan iklim di dunia.
Untuk menghadapi tantangan dunia terbesar saat ini, yaitu perubahan iklim, kita memerlukan gotong royong dari para ilmuwan, insinyur, aktivis, dan masih banyak pihak untuk bersama bergerak menjemput bola dan mencari solusi dengan cepat, kata Mendikbudristek Nadiem Makarim di Jakarta, kemarin.
Nadiem bilang, skema kebijakan Merdeka Belajar pada pendidikan vokasi menyediakan solusi menghadapi krisis iklim. Berbagai inovasi telah dihadirkan oleh pendidikan vokasi di Indonesia.
Menurut pria yang juga disapa Mas Menteri ini, sudah menjadi prioritas Kemendikbudristek untuk bisa menjawab kebutuhan zaman. Termasuk di dalamnya mempersiapkan SDM unggul yang mampu menciptakan solusi akan krisis iklim.
Misalnya, dalam inovasi kendaraan listrik, kami menilai ini prioritas. Skema kebijakan kami di pendidikan vokasi dirancang untuk mendorong inovasi penciptaan teknologi terkait baik dari hulu hingga hilirisasi produk, ujar jebolan Universitas Harvard, Amerika Serikat ini.
Inovasi-inovasi nyata karya anak bangsa ini untuk menangani krisis iklim semakin terakselerasi cepat. Insan pendidikan, mulai dari tingkat SMK, dan perguruan tinggi vokasi, mendukung upaya penanganan krisis iklim yang berkelanjutan dengan penerapan prinsip green economy di dalamnya.
Eks bos Gojek ini menjelaskan, pembelajaran di pendidikan vokasi telah dan terus ditransformasi sesuai arahan Presiden Jokowi. salah satunya melalui pelibatan peran industri yang semakin masif.
Prosesnya tidak hanya dalam penyiapan kurikulum, juga penyediaan tempat praktik kerja lapangan atau magang, pelibatan praktisi untuk mengajar, dan mengembangkan teaching factory .
Buktinya, saat ini semakin banyak kelas industri yang diselenggarakan di SMK dan perguruan tinggi vokasi.
Contohnya, sejumlah politeknik bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyusun panduan rencana pembelajaran untuk magang industri selama sedikitnya satu semester.
Tujuannya, agar pelaksanaan magang bisa lebih konsisten, lebih efektif dan mudah dipahami, baik oleh industri maupun perguruan tinggi.
Pendidikan vokasi, baik SMK dan perguruan tinggi juga terus mempersiapkan SDM terampil di sektor industri kendaran listrik atau EV dan energi terbarukan lainnya.
Untuk menjawab kebutuhan industri saat ini, ada empat Program Sarjana Terapan (D4) Spesialisasi 1 Tahun Energi Terbarukan pada empat politeknik di bawah Kemendikbudristek.
Institusi pendidikan itu adalah Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan PEM Akamigas di bawah Kementerian ESDM.
Selain itu, pendidikan tinggi vokasi juga dapat mengembangkan program studi yang secara penuh spesifik mengenai energi baru terbarukan, yakni Sarjana Terapan (D4) Teknik Energi terbarukan di Politeknik Negeri Jember yang didirikan sejak tahun 2008.
Kemudian ada Program Magister Terapan Program Studi Teknik Energi Terbarukan yang berdiri sejak 2016 di Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Pembelajaran seperti ini mengasah keterampilan siswa dan mahasiswa vokasi dan meningkatkan kebekerjaan mereka.
Dalam hal pengembangan energi panas bumi, perguruan tinggi juga terlibat intensif mulai dari prospecting, planning, design , hingga pengoperasian.
Politeknik juga mengembangkan kerja sama dengan industri dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu (angin) dan surya untuk daerah terpencil dari Politeknik Negeri Malang (Polinema).