Wacana Harga BBM Subsidi Naik, KAMMI Bandung: Akan Jadi Luka bagi Rakyat di HUT RI
BANDUNG, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sinyal dan wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pertalite dan solar. Wacana itu selaras dengan ucapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) subsidi BBM membebani APBN sebesar Rp500 triliun.
Wacana ini menguat dan membuat resah masyarakat karena sebelumnya, pemerintah melalui PT Pertamina Persero memutuskan kenaikan harga BBM non-subsidi jenis Pertamax menjadi Rp12.500 per liter pada 1 April 2022 lalu.
Ketua Umum KAMMI Bandung Izussalam angkat bicara terkait wacana kenaikan harga BBM subsidi tersebut. Izussalam menilai wacana tersebut akan menimbulkan efek ganda dan berdampak kepada hal lain.
Sehingga, kenaikan harga pertalite dan solar akan menjadi luka bagi kelompok masyarakat rentan miskin atau yang tidak tersentuh bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT).
Kenaikan harga BBM jenis pertalite dan solar akan menimbulkan multiplier effect (efek ganda) yang berdampak pada kenaikan biaya transportasi dan logistik. Hal ini diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok rakyat, kata Ketua KAMMI Bandung.
Sementara, ujar Izussalam, sebanyak 67 persen penduduk Indonesia berkategori rentan miskin. Jika BBM subsidi naik, mereka terancam jatuh pada kategori miskin akibat inflasi membumbung tinggi. Tentu kenaikan harga pertalite dan solar sangat merugikan rakyat.
Izussalam meminta pemerintah untuk mengkaji kembali dampak kenaikan harga BBM subsidi. Perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid 19. Karena itu, perubahan kebijakan subsidi dan konpensasi energi perlu dikaji ulang oleh pemerintah untuk mempertimbangkan faktor, yakni, tingkat inflasi, kondisi fisikal, dan pemulihan ekonomi, ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Kebijakan Publik PD KAMMI Bandung Luqman Ash-Shiddiqi menyinggung soal narasi pemerintah saat HUT ke-77 RI, Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat yang sekadar wacana dalam momentum Hari Kemerdekaan.
Seharusnya, kata Luqman Ash-Shiddiqi, narasi tersebut membangkitkan dan memulihkan ekonomi masyarakat yang terpuruk pascapandemi Covid-19. Jangan sampai narasi pulih lebih cepat bangkit lebih kuat menjadi angin untuk meninabobokan masyarakat. Sikap dan aksi KAMMI jelas untuk turun ke jalan jika Presiden menaikkan harga BBM, kata Luqman Ash-Shiddiqi.