Begini Opini Dosen SBM ITB tentang E Fishery

Begini Opini Dosen SBM ITB tentang E Fishery

Ekonomi | cimahi.inews.id | Minggu, 26 Januari 2025 - 13:37
share

Nama eFishery mencuat ke permukaan akibat isu manipulasi keuangan, yang mengguncang kepercayaan terhadap startup di Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan agritech yang pernah menjadi kebanggaan hingga mencapai status unicorn, kasus ini memberikan banyak pelajaran penting. 

Dina Dellyana, dosen dan Kepala inkubator bisnis SBM ITB, mengungkapkan, kasus ini menjadi pengingat pahit bahwa mengejar pertumbuhan tanpa memprioritaskan integritas hanya akan berujung pada kehancuran.

Dina melanjutkan, eFishery, sebagai salah satu startup yang menjadi contoh sukses di industri ini, menghadapi tantangan besar yang tidak hanya mengguncang reputasi mereka, tetapi juga berdampak sistemik pada ekosistem startup, terutama bagi mereka yang sedang dalam tahap fundraising. Banyak yang kini menghadapi ketidakpastian akibat situasi ini.

"Akibat kasus ini, beberapa venture capital (VC) mulai lebih selektif dalam memberikan pendanaan ke startup di Indonesia. Kekhawatiran akan terulangnya permasalahan serupa membuat mereka lebih berhati-hati. “Saya rasa kita akan melihat investor lebih selektif ke depannya, bahkan mungkin ada yang menunda atau membatalkan rencana investasi di sektor teknologi untuk sementara waktu,” jelas Dina.

Dina menjelaskan bahwa kondisi saat ini memberikan tantangan sekaligus peluang bagi ekosistem startup teknologi. Berdasarkan pandangan Patrick Waluyo pendiri perusahaan investasi, Northstar Group, ia percaya bahwa meskipun investasi pada startup teknologi mungkin mengalami penurunan dalam jangka pendek, ini hanyalah fase sementara. 

Dina menambahkan bahwa situasi ini justru membuka peluang untuk membentuk ulang industri teknologi menjadi lebih sehat. Dengan pendekatan yang lebih berhati-hati, penggunaan metrik yang lebih jelas, dan fokus pada startup yang memiliki model bisnis yang kuat, industri ini dapat berkembang dengan lebih berkelanjutan. 

"Di era seperti sekarang, teknologi adalah hal yang tak terpisahkan, dan masa depan ekosistem teknologi akan sangat ditentukan oleh kualitas startup yang bertahan,” ungkap Dina.

Yunieta Anny Nainggolan, dosen SBM ITB sekaligus ahli keuangan, menjelaskan bahwa manipulasi keuangan adalah pelanggaran serius yang berakar pada kelemahan tata kelola perusahaan.

"Startup sering kali terlalu fokus pada valuasi dan pertumbuhan cepat, sampai lupa bahwa kepercayaan investor bergantung pada transparansi dan integritas,” kata Neta. 

Ia menambahkan bahwa praktik semacam ini menciptakan preseden buruk yang membuat investor berpikir dua kali sebelum mendanai startup baru.

Untuk memperbaiki situasi, Dina menekankan pentingnya transparansi. Startup seperti eFishery perlu menunjukkan komitmen nyata untuk memperbaiki diri, misalnya dengan mempublikasikan hasil audit independen. Restrukturisasi manajemen juga penting, terutama dengan melibatkan pemimpin baru yang memiliki rekam jejak kredibel.

Neta juga menyoroti pentingnya teknologi dalam mendukung tata kelola perusahaan yang lebih baik. “Penggunaan software akuntansi berbasis cloud atau bahkan blockchain bisa membantu menciptakan sistem keuangan yang lebih transparan dan akurat,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa startup harus berani diaudit secara rutin oleh auditor eksternal.

Meski situasi saat ini tampak sulit, baik Dina maupun Neta optimis bahwa ekosistem startup Indonesia akan pulih. 

"Penurunan investasi di sektor teknologi mungkin akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi ini hanya sementara. Saya percaya, dengan adanya permasalahan ini, industri akan menjadi lebih kuat dan matang,” kata Dina. 

Pandangan ini senada dengan penyampaian Patrick Waluyo, bahwa, industri yang pernah drop pasti akan rebound lagi pada waktunya. Dengan atau tanpa kasus ini, sebenarnya investor terlihat juga sudah masuk ke bisnis yang konvensional. Dari sini perlunya adanya diversifikasi investasi.

Neta menutup dengan refleksi, pada akhirnya, permasalahan ini mengingatkan kita bahwa integritas adalah kunci. Startup tidak hanya perlu mengejar mimpi, tetapi juga melakukannya dengan cara yang benar. Semua pihak, baik investor, founder, maupun ekosistem secara keseluruhan, harus belajar dari kejadian ini untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Permasalahan yang dihadapi eFishery mencerminkan tantangan dalam ekosistem startup Indonesia. Namun, dari sini juga muncul pelajaran penting tentang pentingnya transparansi, integritas, dan tata kelola yang baik. Dengan komitmen untuk berubah dan berkembang, ekosistem ini memiliki peluang besar untuk menjadi lebih kuat di masa depan.

Topik Menarik