4 Fakta The 1975 Batal Tampil di Indonesia Karena Tindakan LGBT

4 Fakta The 1975 Batal Tampil di Indonesia Karena Tindakan LGBT

Travel | BuddyKu | Senin, 24 Juli 2023 - 19:00
share

Festival musik We The Fest diselenggarakan di Jakarta pada 21-23 Juli 2023 dan menampilkan banyak grup musik terkenal. Namun, salah satu yang dinantikan publik adalah penampilan band indie dari Inggris, The 1975.

Sayangnya, The 1975 harus batal tampil di Indonesia karena melakukan tindakan LGBT di atas panggung. Tentunya, ini membuat sejumlah penggemar mereka kecewa karena sudah menantikan kedatangan mereka di Tanah Air.

Berikut beberapa fakta batalnya The 1975 di Indonesia karena tindakan mereka, dikutip dari Akurat dan sumber lain pada Senin (24/7/2023).

The 1975 Batal Tampil di Indonesia

1. Karena Ulah Vokalis

Batalnya The 1975 tampil di Indonesia tidak lepas dari ulah sang vokalis, Matty Healy. Sebagai informasi, Matty Healy merupakan salah satu aktivis LGBT yang aktif mempromosikan gerakan tersebut jika ada kesempatan.

Diketahui Matty Healy dan Ross MacDonald, bassist dari The 1975 melakukan aksi berciuman di atas panggung. Ini menjadi pemicu kegagalan The 1975 tampil di Indonesia dalam acara We The Fest, di mana mereka dijadwalkan hadir pada Minggu (23/7/2023) lalu.

2. Terjadi Saat Konser di Malaysia

Sebagai informasi, aksi ciuman sesama jenis ini terjadi ketika Matty dan Ross berciuman saat konser di Malaysia. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (21/7/2023). Akibatnya, pemerintah Malaysia merasa geram dengan perbuatan The 1975.

Mereka dianggap telah melanggar undang-undang anti LGBTQ di negara tersebut. Pemerintah Malaysia juga menghentikan pertunjukan band ini yang dikabarkan mengadakan konser selama tiga hari di sana.

3. Juga Batal Tampil di Taiwan

Selain pembatalan konser di Jakarta, rencana The 1975 untuk menggelar pertunjukan di Taiwan juga batal terlaksana. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, vokalis The 1975 mengungkapkan kekecewaannya atas pembatalan tersebut dan menyatakan rasa marahnya atas tindakan otoritas yang dianggap tidak adil.

Ia berbicara kepada para penggemar, terutama yang berasal dari kalangan muda dan mendukung kebebasan dan inklusivitas, dengan harapan agar tindakan pembatalan konser tidak mengecewakan mereka.

4. Sampai Diliput Media Asing

Insiden ini juga mendapat sorotan tidak hanya dari khalayak di Indonesia saja. Media-media asing seperti The Guardian dari Inggris, France 24 dari Perancis dan Strait Times dari Singapura.

Terkhusus The Guardian, mereka dikabarkan juga menyorot Undang-Undang LGBT di Indonesia yang tidak seketat di Malaysia dan mempertanyakan alasan batalnya konser di negara ini. Mereka juga memberi kabar soal diskriminasi LGBT yang terjadi di Indonesia.

Topik Menarik