9 Dampak Sistem Tanam Paksa di Indonesia yang Tidak Banyak Diketahui, Apa Saja?
JAKARTA, iNews.id - Dampak sistem tanam paksa di Indonesia yang terjadi saat masa penjajahan Belanda, ternyata tidak sepenuhnya memiliki dampak buruk. Berikut contohnya yang tidak banyak diketahui.
Sistem tanam paksa atau Cultuurstelsel terjadi pada tahun 1830 - 1870. Dalam sistem tersebut, setiap desa dipaksa untuk menyisihkan sebagian (20 persen) tanahnya untuk ditanami dengan tanaman-tanaman ekspor.
Kemudian hasil panen dijual kepada pemerintah kolonial. Sedangkan untuk penduduk yang tidak memiliki tanah, ia harus bekerja 75 hari dalam setahun (20 persen) di kebun milik pemerintah, yang menjadi semacam pajak.
Dampak Sistem Tanam Paksa di Indonesia (Negatif)
Menurut buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI, melalui sistem tersebut muncul berbagai macam dampak negatif, di antaranya yaitu:
Dampak Sistem Tanam Paksa di Indonesia (Positif)
Seperti yang disebut di atas, sistem tanam paksa tidak hanya memberikan dampak negatif, namun juga positif. Contohnya seperti:
Tanam Paksa (Cultuurstelsel) berakhir pada tahun 1870 setelah menuai banyak kritik. Jadi, itulah beberapa dampak sistem tanam paksa di Indonesia, yang ternyata tidak hanya memiliki dampak negatif. Semoga bisa menambah wawasan kita ya!