Perjuangan Mat Solar Melawan Stroke hingga Meninggal Dunia

Perjuangan Mat Solar Melawan Stroke hingga Meninggal Dunia

Berita Utama | sindonews | Selasa, 18 Maret 2025 - 07:40
share

Mat Solar harus menjalani perjuangan panjang melawan penyakit stroke yang menyerangnya sejak tahun 2017. Selama lebih dari tujuh tahun, ia berjuang menghadapi berbagai komplikasi kesehatan yang timbul akibat stroke.

Termasuk gangguan berbicara, penglihatan yang semakin memburuk, serta keterbatasan mobilitas yang memaksanya untuk lebih banyak beristirahat di tempat tidur. Meskipun telah menjalani berbagai bentuk terapi dan pengobatan, kondisi kesehatan Mat Solar tidak menunjukkan perkembangan signifikan.

Mat Solar meninggal dunia pada Senin, 17 Maret 2025 pukul 22.30 WIB di RS Pondok Indah, Jakarta. Kabar duka ini pertama kali diketahui dari Instagram pribadi Rieke Diah Pitaloka.

Perjuangan Mat Solar Melawan Stroke hingga Meninggal Dunia

Stroke sejak 2017

Awal mula penyakit stroke yang menyerang Mat Solar terjadi pada tahun 2017. Stroke ini mengakibatkan gangguan serius terhadap kemampuan motoriknya, terutama dalam berbicara dan bergerak. Putranya, Haidar Rasyad atau yang akrab disapa Popon, sempat mengungkapkan bahwa setelah bertahun-tahun berjuang, kondisi sang ayah tetap tidak menunjukkan kemajuan yang berarti.

Proses pemulihan pasca-stroke memang sangat kompleks, terutama bagi seseorang yang telah berusia lanjut. Selain mengalami kesulitan berbicara, Mat Solar juga mengalami gangguan penglihatan. Penglihatannya menjadi semakin kabur, meskipun pendengarannya masih cukup baik.

"Menurut saya, kemajuannya masih sama seperti itu. Hanya saja, karena sudah tua, jadi sulit untuk berbicara. Penglihatannya agak kabur, ya. Ya, sepertinya agak terganggu, tapi masalah pendengaran baik-baik saja. Kalau soal berbicara, masih seperti itu," kata Popon.

Berbagai Upaya Pengobatan dan Terapi

Untuk menangani kondisi setelah stroke, Mat Solar menjalani berbagai jenis terapi dan pengobatan. Salah satu bentuk terapi yang rutin dijalaninya adalah fisioterapi, yang bertujuan untuk menjaga agar tubuhnya tetap bisa bergerak dan mencegah kekakuan otot akibat terlalu lama berbaring.

Meskipun intensitas terapi sempat berkurang, keluarga tetap memastikan bahwa terapi tetap dilakukan setidaknya sebulan sekali. Selain terapi gerak, konsumsi obat-obatan juga menjadi bagian penting dalam proses perawatan Mat Solar. Popon menyatakan bahwa sang ibu memiliki peran besar dalam memastikan bahwa obat-obatan yang dikonsumsi ayahnya sesuai dengan anjuran dokter.

"Fisioterapi masih berlangsung, kadang sebulan sekali. Konsumsi obat juga masih berlangsung, tapi ibu saya yang paling tahu tentang obat-obatan," jelasnya.

Selama beberapa tahun terakhir, keluarga lebih memilih mengandalkan pengobatan medis dibandingkan dengan terapi alternatif. Ini karena mereka percaya bahwa pengobatan yang diberikan oleh tenaga medis profesional merupakan yang terbaik untuk kondisi Mat Solar.

Perawatan di Rumah dan Dukungan Keluarga

Sejak mengalami stroke, Mat Solar lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Untuk memastikan kenyamanannya, keluarga telah menyediakan tempat tidur rumah sakit yang lebih fleksibel, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhannya, seperti saat makan atau sekadar mengubah posisi tidurnya.

"Tidak, hanya berbaring di tempat tidur. Beli kasur rumah sakit agar mudah. Misalnya, kalau ayah mau makan, akan dinaikkan seperti itu," ujarnya.

Popon, sebagai anak yang selalu berada di sisi ayahnya, selalu berusaha memberikan semangat dan hiburan bagi sang ayah. Ia mencoba melatih kembali kemampuan berbicara Mat Solar dengan mengajaknya mengucapkan vokal sederhana seperti "A-I-U-E-O", meskipun upaya tersebut sering kali terbentur dengan kondisi kesehatan sang ayah yang sudah sangat lemah.

Selain tantangan dalam hal perawatan fisik, keluarga juga harus menghadapi beban finansial yang cukup besar dalam merawat Mat Solar. Popon menyadari bahwa biaya untuk menjaga kesehatan ayahnya tidaklah sedikit, namun ia menegaskan bahwa tidak ada yang lebih penting selain kesehatan orang tua yang sangat ia cintai.

"Ya, bisa dikatakan banyak hal, tentu harus menjaga ayah sampai sembuh, ya pasti akan mahal. Apa pun itu yang membuat ayah sehat, pasti akan, Insya Allah," ucapnya.

Kondisi Terakhir sebelum Meninggal Dunia

Menjelang akhir hayatnya, kondisi kesehatan Mat Solar semakin memburuk. Salah satu prosedur medis terakhir yang ia jalani adalah penanganan masalah buang air kecil di Rumah Sakit Persahabatan. Setelah prosedur tersebut selesai, Mat Solar diperbolehkan pulang tanpa perlu menjalani rawat inap, yang menunjukkan bahwa dokter masih memberikan upaya terbaik untuk menjaga kualitas hidupnya.

Meskipun perawatan utama dilakukan di rumah, Popon menegaskan bahwa ayahnya tetap mendapatkan pemeriksaan medis secara rutin untuk memastikan bahwa kondisinya tetap terpantau dengan baik. Namun, seiring dengan bertambahnya usia dan komplikasi akibat stroke yang semakin parah, kondisi kesehatan Mat Solar semakin menurun, hingga meninggal dunia di usia 62 tahun.

Jenazah Mat Solar disemayamkan di rumah duka yang berlokasi di Jalan H Saidin No. 73, Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan, sebelum akhirnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Haji Daiman, Cimanggis, Ciputat.

Topik Menarik