Lukisan Gagal Pamer di Galeri Nasional, Yos Suprapto Sebut Fadli Zon Dapat Laporan Subjektif

Lukisan Gagal Pamer di Galeri Nasional, Yos Suprapto Sebut Fadli Zon Dapat Laporan Subjektif

Berita Utama | palembang.inews.id | Minggu, 22 Desember 2024 - 18:40
share

JAKARTA, iNewspalembang.id – Beberapa hari ini publik ramai membicarakan soal gagalnya Seniman Yos Suprapto memamerkan lukisan-lukisan di Galeri Nasional Indonesia.

Terkait hal tersebut, akhirnya si pemilik lukisan, Yos Suprapto memberikan penjelasan soal makna dari sejumlah lukisannya yang dinilai banyak pihak ada sosok yang mirip dengan Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Yos Suprapto, bahwa lukisan yang gagal dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia tersebut bukan lukisan vulgar. Karena, makna dari lukisan itu kejujuran dan kepolosan.

"Saya jelaskan, dalam bahasa seni rupa, telanjang dari kejujuran, simbol dari kepolosan, karena kita lahir itu polos nggak pakai baju, nggak pakai apa-apa. Kalau itu dianggap sebuah kemesuman, berarti otak orang yang mengatakan bahwa itu mesum, itu senggama, orang itu berpikir, pikirannya sebatas itu,” ujar dia kepada awak media di Kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12/2024).

Tak hanya itu, Suprapto mengaku sangat menyayangkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang telah menghakimi langsung sebelum menilai karya-karyanya.

Suprapto yakin, Fadli Zon telah mendapat laporan subjektif dari anak buahnya perihal lukisannya.

"Sangat amat disayangkan bila Menteri Kebudayaan mendapat laporan dari secara subjektif dari seseorang bahwa lukisan ini mesum, meskipun sang menteri ini belum pernah melihat sendiri karya itu,” keluh dia.

Kemudian, ungkap Suprapto, juga menjadi sangat disayangkan seorang pemimpin kebudayaan begitu mudahnya percaya dengan laporan orang, tanpa harus menyelidiki, mengerti bentuknya, memaknai bahasanya.

“Ini sebuah tindakan yang perlu dipertanggungjawabkan,” tegas dia.

Seperti diketahui, bahwa sebelumnya Fadli Zon mengaku mendapatkan informasi beberapa lukisan Yos yang akan dipamerkan bermuatan makian dan terlalu vulgar terhadap seseorang.

Atas dasar itu, maka pameran yang sedianya digelar di Galeri Nasional pada 20 Desember-19 Januari 2025 tidak mendapat persetujuan dari kurator.

 

Topik Menarik