Kasus Timah, Harvey Moeis Disebut Bangun Fasilitas ICU RSCM saat Covid-19

Kasus Timah, Harvey Moeis Disebut Bangun Fasilitas ICU RSCM saat Covid-19

Berita Utama | okezone | Minggu, 1 Desember 2024 - 14:31
share

JAKARTA - Harvey Moeis kembali menjalani sidang lanjutan kasus dugaan korupsi timah. Dokter Rinawati Rohsiswatomo, Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dihadirkan sebagai saksi di persidangan.

Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Kamis 28 November 2024, dr Rinawati menyebut Harvey Moeis sebagai pahlawan di masa pandemi Covid-19.

Rinawati mengungkapkan, pada awal pandemi tahun 2020, RSCM sempat tidak diizinkan merawat pasien Covid-19 meskipun banyak yang datang dalam kondisi kritis. 

Pasien dengan penyakit berat seperti kanker, diabetes, dan tuberkulosis memenuhi rumah sakit, tetapi fasilitas ICU tidak memadai untuk menangani kebutuhan darurat mereka.

"Berbondong-bondong rakyat datang, kalau di situ ada kangker, ada TB paru, ada diabetes yang sudah sangat parah. Kemudian membutuhkan bantuan Covid dan butuh ICU," ujar Rinawati.

 

Banyak pasien datang membutuhkan perawatan intensif, namun, pihaknya tidak punya ruang ICU yang cukup. Rinawati mencoba mencari bantuan dari berbagai pihak untuk memperluas fasilitas ICU. 

Namun, bantuan yang ditawarkan kebanyakan berupa alat kesehatan seperti ventilator, sementara yang dibutuhkan adalah dana renovasi ruang ICU. "Karena pada saat itu yang mau memberikan donasi itu tidak banyak, dan kalau mau, maunya alat, karena alat itu bisa dipajang, memberikan ventilator waktu itu, heboh kasih ventilator, kasih obat, kasih segala macam, tapi saya butuh bukan itu," katanya.

Di RSCM ada area kosong yang bisa diubah menjadi ICU dengan kapasitas 100 tempat tidur, namun, pihaknya tidak memiliki anggaran untuk merealisasikannya. "Kemudian, saya coba menghubungi beberapa orang-orang yang saya pikir punya uang, saya tidak teringat pada Harvey, kemudian saya minta bantuan juga pada keluarga mantan Presiden dan sebagainya," tuturnya.

 

Hingga akhirnya mendapatkan izin untuk menangani pasien Covid-19. Ia sempat meminta bantuan Mantan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno untuk menyampaikan kepada Presiden RI agar mengizinkan RSCM menangani pasien Covid-19.

"Dia (Pratikno) akan menyampaikan ini pada Pak Jokowi diizinkan untuk RSCM menangani Covid, tetapi dana tidak ada waktu itu agak sulit Kita butuh cepat," ujarnya.

Rinawati kemudian menghubungi Harvey Moeis. Ia menjelaskan urgensi situasi tersebut dan meminta bantuan dana hingga Rp20 miliar.

"Saya cuma bilang Harvey, ini kamu tahu bahwa ini genting, saya punya firasat, ini genting tidak bisa kita main-main, kamu bantu saya untuk merenovasi ruangan, saya punya mungkin 100 (ruangan), tapi tidak apa-apa lah 50 bed (kasur) saja dulu, saya butuh Rp15 sampai Rp20 miliar," katanya.

Harvey langsung memberikan Rp1 miiliar dan secara bertahap hingga Rp15 miliar dalam kurun waktu 1 bulan. "Kemudian, nanti secara bertahap akan dibantu, jadilah kita punya 50 bed (kasur). Saya kira itu yang paling besar dan kemudian saya lapor pada Pak Pratikno untuk disampaikan kepada Pak Jokowi bahwa kita akan bisa membantu, saya ingin membantu negara ini melalui apa yang saya bisa," jelasnya.

Dengan bantuan tersebut, ruang ICU baru berkapasitas 50 tempat tidur berhasil dibangun. Rinawati mengungkapkan, setelah ruang ICU tersebut selesai, ia didatangi oleh 6 perwakilan Badan Intelijen Negara (BIN). Mereka menyampaikan apresiasi dari Presiden Jokowi atas kontribusi tersebut, yang dinilai membantu menyelamatkan banyak nyawa di tengah krisis pandemi.

 

"Saya kaget bahwa Pak Jokowi memerintahkan BIN, BIN datang Saya bilang, buat apa seumur-umur, saya gak pernah hubungan sama BIN. Yang datang adalah Deputi, 6 orang datang bertanya, apakah bener ini namanya Prof. Rinawati, betul, kamu jangan bercanda ya Buat apa saya bercanda, ini Saya tahu," katanya.

"Kemudian, dia berkata, terima kasih Ibu Profesor, ini saya sampaikan dari Bapak Ketua, itu Pak Budi dan juga Pak Jokowi. Saya bilang, ini bukan dari saya, tapi ibu yang memperkasai, ini penting untuk politik, karena kalau bayangkan tidak ada ICU, itu artinya orang akan tergeletak banyak mati, ini akan dipakai oleh lawan politik, untuk menjatuhkan Presiden kita, terima kasih disampaikan, sebagai ungkapan terima kasih," imbuhnya.

Hingga kini, ruang ICU di Gedung Kiara, RSCM, yang dibangun dengan bantuan Harvey Moeis, masih berfungsi dengan baik. Ruang ini bahkan menjadi contoh pengelolaan fasilitas medis yang efektif di Indonesia. "Mahal sekali ICU itu. (Sekarang masih) ada dan ini menjadi percontohan," katanya.