Kerap Diabaikan, Bahaya Gangguan Tiroid Bisa Menurunkan Kualitas Hidup
PENYAKIT tiroid mencakup berbagai kondisi yang mempengaruhi fungsi atau struktur dari kelenjar tiroid. Kelenjar ini berbentuk menyerupai kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher.
Kelenjar tiroid memiliki peran yang penting dalam regulasi berbagai proses metabolik di seluruh tubuh. Berbagai jenis gangguan tiroid yang ada dapat mempengaruhi baik fungsi dari kelenjar tiroid, strukturnya, atau keduanya.
Dokter spesialis endokrin dan penyakit metabolik dari Bethsaida Hospital, dr Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE menjelaskan gangguan kelenjar tiroid kerap kali diabaikan. Padahal, jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, kelainan tiroid dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup.
“Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini serta mendapatkan penanganan yang tepat terhadap masalah tiroid,” ujar dr Rochsismandoko.
Dokter Rochsismandoko mengatakan masyarakat perlu memahami bahwa gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala khusus, sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi sangat krusial.
“Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat terhindar dari komplikasi serius yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup,” katanya.
Masalah tiroid dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu, perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok, gangguan fungsi hormon tiroid atau kombinasi dari gangguan bentuk dan gangguan fungsi hormon tiroid.
Perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua yaitu benjolan jinak dan ganas. Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon).
Gejala hipertiroid meliputi:
- Gemetar, gelisah, mata melotot
- Penurunan berat badan meski banyak makan
- Gangguan tidur, rasa lelah, jantung berdebar-debar
- Intoleransi panas, diare, dan gangguan menstruasi
- Otot lemah, rasa cemas, nadi cepat, kelenjar gondok membesar
Gejala hipotiroid meliputi:
- Mudah lelah, peningkatan berat badan, pelupa
- Sulit berkonsentrasi, rambut rontok, kulit kering
- Intoleransi dingin, kolesterol tinggi, mata sembab
- Denyut jantung melemah, suara parau, siklus menstruasi tidak teratur
Penanganan gangguan tiroid
Lebih lanjut dr Rochsismandoko menyebut masih banyak masyarakat yang menghindari rumah sakit untuk penanganan benjolan tiroid. Hal ini disebabkan oleh pemahaman bahwa benjolan tiroid harus dioperasi dan kemudian diikuti oleh konsumsi obat seumur hidup.
Padahal sekarang untuk pembesaran kelenjar tiroid jinak bisa dilakukan tindakan minimal invasif yang tanpa operasi. Tindakan ini disebut juga sebagai Radio Frequency Ablation (RFA) dimana metode ini digunakan untuk memperkecil ukuran sampai menghilangkan benjolan (nodul) tiroid.
Cara kerja tindakan ini melibatkan sebuah elektroda yang dimasukkan ke dalam leher dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid. Kemudian sebuah generator listrik akan dinyalakan untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor.
“Tentu prosedur ini akan menggunakan anastesi lokal sehingga pasien merasa aman dan nyaman selama menjalani prosedur,” ucapnya.
Dokter Rochsismandoko mengatakan pada umumnya prosedur ini memakan waktu hanya 30 menit sampai 1 jam dengan kelebihan secara biaya lebih murah dan pasien tidak akan memiliki luka bekas sayatan operasi.
“Tindakan ini juga pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit baik saat dilakukan prosedur ataupun sesudahnya. Setelah menjalani prosedur RFA ini, dokter akan melakukan observasi selama 10-12 jam,” tuturnya.