Mengejutkan! Lulusan Kuliah di Indonesia Mayoritas Salah Jurusan, Ini Penyebabnya

Mengejutkan! Lulusan Kuliah di Indonesia Mayoritas Salah Jurusan, Ini Penyebabnya

Berita Utama | semarang.inews.id | Senin, 25 November 2024 - 08:10
share

SEMARANG, iNewsSemarang.id – Mengejutkan, lulusan kuliah di Indonesia mayoritas salah jurusan. Pernyataan itu diungkapkan oleh Presiden OIC Youth Indonesia, Syafii Efendi di sela International Seminar ASEAN Youth Movement 2024 di Balairung Kampus UPGRIS Semarang, Minggu (24/11/2024).

“Jadi Indonesia itu tamatannya mayoritas salah jurusan, tidak sinkron antara yang disiapkan dengan yang di dunia kenyataan. Contoh Chaerul Tanjung, kuliahnya dokter gigi sekarang punya bank. Apa urusan antara perbankan dengan dokter gigi kan gak ada urusan,” tegasnya.

Tapi menariknya, kata dia, ini ada persoalan yang cukup serius bagaimana industri kebingungan mencari tenaga kerja terbaik, sedangkan tenaga kerja yang menganggur cukup banyak. 

“Ada fenomena satu dunia ini memerlukan ini, satu dunia ini kok ga ketemu. Nah ini PR kita bersama. Apa solusinya? Solusinya kita harus berubah, harus berani keluar dari kesalahan yang kita sepakati bersama kami menyebutnya hidden hope, harapan terpendam,” ujar Syafii.

Menurutnya, kampus, anak pemuda dan pemerintah harus segera berbenah agar kesalahan-kesalahan (tamatan salah jurusan) tersebut tak berlarut-larut,

“Kita itu Indonesia saking baiknya, suka menutupi sesuatu yang salah, kita biarkan. Nah ini harus kita lawan. Kampus harus berbenah, anak muda harus berbenah, pemerintah berbenah, masyarakat harus berbenah,” kata Owner 14 kampus dan lembaga pendidikan ini.

 

Dia meminta kampus harus betul-betul melihat apa industri dan dunia kerja perlukan, kemudian fokus untuk mempersiapkannya. “Kita anak muda harus mulai bertanya diri kita itu kuatnya dimana dan bisa fokusnya dimana,” ujarya.

Sebab itu, Syafii mengajak anak muda jangan terpengaruh apa kata orang sehingga kita mengambil keputusan atas dasar persepsi orang lain. Kemudian, masyarakat harus aware kalau ini masalah nasional.

“Se Indonesia mengalami ini dan pemerintah harus betul-betul mengganti kebijakan, harus uptodate, tidak boleh kolot, tidak boleh kaku dan kepentingan masyarakat harus di atas segalanya. Bukan kepentingan kelompok, partai atau golongan,” tandas penulis 10 buku nasional ini.

Dia mengatakan salah satu penyebab pengangguran yakni tamatan yang salah jurusan. Contoh pengusaha cari akuntan, yang daftar tak kompeten apa bisa diterima? “Saya misalnya pemilik perusahaan saya mau cari ahli geothermal, yang datang itu gak kompeten. Karena di sekolah belajar sesuatu, kerjanya beda lagi akhirnya 4 tahun buang-buang waktu,” ujar Syafii.

“Di Amerika S2 S3 penelitiannya dijadikan hidupnya, kalau kita muter-muter ga karuan. Nah ini kita harus berani tabrak untuk kita narasikan agar bisa berubah,” ujarnya.


 

Topik Menarik