Biodata dan Agama Pak Tarno, Pesulap yang Kini Berjualan di Pinggir Jalan
JAKARTA - Biodata dan Agama Pak Tarno, pesulap yang kini berjualan di pinggir jalan. Tarno pernah mencuri perhatian publik dengan keluguan dan tagline populernya ‘Prok Prok Jadi Apa?’.
Namun popularitas Tarno tak bertahan lama. Di tengah keterbatasan fisiknya akibat usia yang semakin uzur, dia masih harus berjulan mainan anak di depan sebuah sekolah di kawasan Jakarta Utara.
Biodata dan Agama
Bernama asli Sutarno, pesulap ini lahir di Losari, Jawa Tengah, pada 6 September 1950. Kini dia sudah berusia 74 tahun. Tarno yang memiliki teknik sulap klasik itu diketahui penganut agama Islam.
Sepanjang hidupnya, Tarno telah sepuluh kali menikah yang mana sebagian besar adalah pernikahan siri. Dalam wawancara dengan Deddy Corbuzier, dia mengaku, pertama kali menikah pada usia 14 tahun.
Dari banyak pernikahan itu, Tarno hanya memiliki lima anak dari istri pertama dan keduanya. Kini, sang pesulap lebih banyak diurus oleh istri ke-10 yang bernama Dewi. Sementara istri lainnya tak diketahui keberadaannya.
Nama Baiknya Dirugikan, Reza Artamevia Ungkap Pelapor IM Nunggak Berlian Senilai Rp150 Miliar
Perjalanan Karier
Perjalanan hidup Pak Tarno tidak bisa dikatakan mudah. Setelah kehilangan ayah dan ditinggal ibu kandungnya, sang pesulap yang kala itu masih berusia 10 tahun memutuskan merantau ke Jakarta.
Di Ibu Kota, dia bekerja serabutan. Dari berjualan minyak tanah hingga martabak keliling. Saat menjual martabak itulah ia sering memamerkan trik sulap yang menarik perhatian anak-anak.
Pada 2009, saat berjualan di sekolah, bakatnya terdeteksi oleh seorang guru yang menyarankannya untuk mengikuti ajang The Master dan ia pun mencobanya. Meskipun tidak menang, ia meraih gelar Master of Traditional Magic.
Dari situlah, namanya semakin bersinar. Tarno bahkan mendapat banyak tawaran untuk tampil di televisi serta berakting dalam berbagai judul film, dari Dendam Arwah Rel Bintaro (2013) dan Orang Kaya Baru (2019).
“Sosok Pak Tarno melekat di ingatan dengan jargonnya sebagai pesulap yang memiliki ciri khas 'Dibantu ya, Bimsalabim jadi apa, prok, prok, prok’,” ungkap Slamet, rekan Pak Tarno.
Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi Pak Tarno dipenuhi tantangan, terutama setelah ia mengalami beberapa kali stroke yang mengharuskannya menggunakan kursi roda. Perubahan ini mendorongnya untuk memutuskan berjualan di pinggir jalan.
Meskipun kondisi kesehatannya menurun, semangatnya untuk berjualan tetap tinggi. Video aktivitas sehari-hari Tarno berjualan kerap diunggah akun TikTok @slamettato1, yang memperkenalkan dirinya sebagai rekan sang pesulap.
Dalam satu video, Tarno terlihat duduk di pinggir jalan dengan pakaian abu-abu dan celana panjang biru, lengkap dengan topi pink. Bersama sang istri, ia menjajakan mainan dan perlengkapan anak sekolah di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Menurut Slamet, tujuan Tarno berjualan adalah untuk mengisi waktu luang. “Setiap hari saya harus diinfus antara pukul 10.00 atau kadang jam 16.00 WIB,” katanya sang pesulap menambahkan.
Di tengah keterbatasan fisiknya, Tarno masih mengambil job acara sulap. “Saya masih mau kerja. Saya masih kuat,” katanya dengan terbata-bata.
Selain masalah kesehatan, Pak Tarno juga pernah menjadi korban penipuan hingga mengalami kerugian ratusan juta rupiah saat membantu orang membuka usaha warung kopi.
“Orang minta dibantu untuk dimodalin warkop. Tapi, warungnya enggak ada, duitnya juga nggak ada,” katanya, pada November 2023.
Dia juga pernah ditipu mantan manajer yang minta untuk dibelikan mobil. Setelah menyerahkan uang lebih dari Rp100 juta, ternyata mobil itu tak pernah dibelikan oleh sang mantan manajer.
“Sudah dua kali ditipu ya saya tidak merasa gimana juga sih. Ya sudah, biarkan saja,” ujarnya yang lebih percaya ada kekuasaan yang lebih besar akan menghukum orang-orang tersebut.
Demikian biodata dan agama Pak Tarno, pesulap yang kini berjualan di pinggir jalan.*