Raja Spanyol Felipe Dilempari Lumpur dan Diteriaki Pembunuh oleh Korban Banjir
VALENCIA, iNews.id - Raja Spanyol Felipe VI diteriaki pembunuh dan memalukan oleh para korban banjir di Valencia. Dia mengunjungi korban banjir dahsyat di wilayah Valencia, Minggu (3/11/2024), namun disambut dengan demonstrasi oleh warga.
Korban tewas banjir Spanyol mencapai 214 orang hingga Minggu dan masih banyak yang dilaporkan hilang. Sebanyak 211 di antaranya berada di Valencia, dua dari Castilla La Mancha, dan satu orang dari Andalusia.
Raja Felipe didampingi Ratu Letizia mengunjungi Paiporta, sebuah kota di Valencia yang terdampak parah banjir.
Massa yang marah juga meneriaki mereka, mengapa pemerintah tidak melakukan sesuatu untuk memperingatkan warga akan datangnya banjir.
Rekaman video menunjukkan raja berjalan menyusuri pedestrian, pengawal dan polisi kewalahan menghalau para demonstran yang berusaha mendekati raja. Di saat bersamaan massa melontarkan hinaan. Para petugas tampak berusaha maksimal untuk melindungi raja. Beberapa demonstran melemparkan lumpur serta benda lain ke raja.
Namun Raja Felipe tampak tenang menghadapi massa yang marah. Dia bahkan hanya mengacuhkan meski dilempar lumpur oleh massa.
Setelah itu dia berbicara dengan beberapa korban. Dalam rekaman, Raja dicecar dengan rentetan pertanyaan, di antaranya mengapa permerintah tak memberi peringatan dini adanya banjir dan mengapa petugas tidak segera datang menanangani bencana tersebut.
Sementara itu petugas SAR masih menyisir banyak lokasi di Valencia untuk mencari korban pada Minggu. Salah satu yang disisir adalah terowongan atau underpass. Banyak mobil yang terjebak di terowongan yang tertutup air saat banjir terjadi. Diperkirakan masih ada korban terjebak di dalam mobil.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Sabtu lalu mengerahkan 10.000 tentara, polisi, dan petugas pertahanan sipil tambahan ke lokasi banjir untuk mencari korban hilang serta membantu korban.
Sanchez mengatakan pengerahan personel sebanyak itu merupakan yang terbesar di Spanyol di masa damai. Namun Sanchez menegaskan respons itu masih belum cukup untuk membayar kemarahan publik.