Ahli Gizi Beberkan Tips Bijak Konsumsi Garam untuk Cegah Hipertensi
BERDASARKAN data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada 2023, di Indonesia angka kematian akibat penyakit jantung (kardiovaskular) masih sangat tinggi, mencapai sekitar 650 ribu penduduk per tahun.
Tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, seperti usia, genetik (riwayat keluarga), obesitas, dan penyakit metabolik (hipertensi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi).
Spesialis gizi klinik dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, konsumsi garam yang berlebih dapat menjadi pemicu utama timbulnya hipertensi yang berujung pada meningkatnya faktor resiko penyakit jantung.
"Oleh karena itu, membatasi asupan garam dalam konsumsi pangan harian menjadi penting bagi masyarakat supaya terhindar dari faktor resiko serangan jantung," ujar dr Yohan dalam acara Konferensi Pers Konsep Bijak Garam Ajinomoto: Bantu Perpanjang Harapan Hidup Sehat Masyarakat Indonesia, baru-baru ini.
Dokter Yohan mengatakan dalam memperingati Hari Jantung Sedunia yang jatuh di bulan September, dia ingin mengajak seluruh masyarakat untuk konsisten menerapkan gaya hidup sehat dengan aktif berolahraga secara teratur, serta mengontrol asupan gula, garam, lemak (GGL).
"Karena, dengan menerapkan hal tersebut akan menurunkan risiko serangan jantung dan bersifat proteksi terhadap kesehatan jantung," katanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), maksimum konsumsi garam sebanyak lima gram per hari agar dapat membantu mengurangi risiko hipertensi. Dokter Yohan pun memberikan tips untuk bijak garam dalam keseharian, salah satunya dengan membatasi makanan kemasan dan makanan cepat saji.
"Karena dalam makanan kemasan terkadang luput kita sadari terkait hidden salt di dalamnya. Oleh karena itu, kita sebagai konsumen juga harus cermat dalam melihat label informasi nilai gizi di kemasan," katanya.
Selain itu, dr Yohan menyarankan untuk memasak menu harian menggunakan penguat rasa seperti MSG, karena kandungan garam (natrium) dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa.
"Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa dengan penambahan MSG pada masakan, dapat menurunkan asupan garam hingga lebih dari 30 persen, namun kelezatan masakan tetap terjaga, tuturnya.