Kronologis Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Laras Senapan Terlihat 457 Meter dari Trump saat Main Golf

FLORIDA – Percobaan pembunuhan yang dialami lagi oleh calon presiden (capres) dari Partai Republik Donald Trump menggegerkan dunia internasional. Trump dilaporkan selamat setelah percobaan pembunuhan saat ia bermain golf di lapangan golfnya di West Palm Beach, Florida, Amerika Serikat (AS).

Pejabat penegak hukum mengatakan agen Dinas Rahasia AS melihat dan menembaki seorang pria bersenjata di beberapa semak dekat batas properti dengan senapan serbu jenis AK-47.

Sheriff Palm Beach County Ric Bradshaw dalam konferensi pers mengatakan setelah melihat laras senapan sekitar 365 hingga 457 meter dari Trump saat mereka mengamankan wilayah dari potensi ancaman, para agen tersebut menyerang pria bersenjata itu dan melepaskan sedikitnya empat butir amunisi.

Pria bersenjata itu kemudian menjatuhkan senapannya, dua ransel, dan barang-barang lainnya, lalu melarikan diri dengan mobil Nissan hitam. Seorang saksi melihat pria bersenjata itu dan berhasil mengambil foto mobil dan plat nomornya.

"Dinas Rahasia melakukan persis seperti yang seharusnya dilakukan," terang Bradshaw. Setelah tersangka melarikan diri dari tempat kejadian, pejabat penegak hukum mengatakan mereka mengirimkan peringatan ke badan-badan di seluruh negara bagian dengan informasi tentang kendaraannya, yang menyebabkan deputi sheriff di Martin County yang berdekatan menangkap tersangka di I-95.

"Kami menahan seseorang sekarang," ujarnya. Namun dia tidak  mengidentifikasi tersangka atau memberikan rincian tentang kemungkinan motifnya.

Seperti diketahui, Trump terkena tembakan di bagian telinganya terluka dalam upaya pembunuhan di Pennsylvania pada 13 Juli lalu. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang perlindungan bagi para kandidat hanya beberapa bulan menjelang apa yang tampaknya akan menjadi pemilihan umum yang sangat diperebutkan pada 5 November di mana ia akan berhadapan dengan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris.

Upaya pembunuhan pada bulan Juli, yang merupakan penembakan pertama terhadap seorang presiden AS atau kandidat presiden dari partai besar dalam lebih dari empat dekade.

Insiden tersebut dipandang sebagai kelalaian keamanan yang mencolok yang memaksa Kimberly Cheatle untuk mengundurkan diri sebagai direktur Dinas Rahasia di bawah tekanan kongres bipartisan.