Pengakuan 10 Ilmuwan dan Tokoh Dunia terhadap Sosok Nabi Muhammad SAW

Pengakuan 10 Ilmuwan dan Tokoh Dunia terhadap Sosok Nabi Muhammad SAW

Berita Utama | inews | Senin, 16 September 2024 - 04:40
share

JAKARTA, iNews.id - Pengakuan para ilmuwan dan tokoh dunia tentang sosok Nabi Muhammad SAW patut disimak. Hari ini, Senin (16/9/2024), bertepatan dengan 12 Rabi'ul Awal 1446 H, umat Islam di Indonesia memperingati hari lahir sosok tauladan, Rasulullah SAW.

Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul penutup yang diutus Allah SWT untuk umat manusia. Tak heran jika kepribadiannya menjadi panutan, tak hanya bagi umat Islam tapi juga kalangan umum, termasuk ilmuwan, sejarawan, filusuf, kalangan birokrat, dan lainnya.

Mereka mengenal sosok Nabi Muhammad SAW dari berbagai sudut pandang terkait dengan perannya, bukan hanya sebagai pemimpin umat Islam, tapi juga seorang kepala negara, panglima perang, dan lainnya.

Berikut pengakuan 10 tokoh dunia terhadap Nabi Muhammad SAW:

1. James Michener (Sejarawan Eropa asal Amerika Serikat)

Dalam artikelnya ‘The Extraordinary Personality’, Michener menulis, “Dengan kepribadiannya yang luar biasa, Muhammad (SAW) menyebabkan revolusi di Jazirah Arab dan seluruh wilayah Timur. Dia menghancurkan berhala dengan tangan kosong, mendirikan agama abadi yang menyerukan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Leo Tolstoy (Penulis dan filusuf Rusia)

Leo Tolstoy mengagumi Islam dan ajarannya tentang asketisme, etika, dan mistisisme. Dia terkesan dengan karakteristik Nabi Muhammad SAW.

"Siapakah Muhammad? Muhammad adalah seorang pendiri sekaligus seorang Utusan. Dia termasuk orang-orang hebat yang mengabdi pada kerangka sosial secara mendalam. Cukuplah baginya bahwa dia membimbing seluruh masyarakat menuju cahaya kebenaran dan membuatnya condong ke arah kedamaian dan ketenangan, menjalani asketisme dan mencegahnya dari pertumpahan darah dan pengorbanan manusia, membuka jalan bagi pembangunan dan peradaban. Ini adalah perbuatan besar yang hanya dapat dilakukan oleh orang kuat dan orang seperti dia layak dihormati dan dikagumi.”

3. Thomas Carlyle (Filusuf Inggris)

Thomas Carlyle mendedikasikan satu bab dalam bukunya ‘Heroes and Hero Worship’ untuk Nabi Muhammad SAW. Bab itu diberi judul ‘Pahlawan itu adalah seorang Nabi: Mahomet: Islam’. 

Dalam bab ini, dia menilai Nabi Muhammad sebagai salah satu dari tujuh tokoh terbesar dalam sejarah. Dia juga membela Nabi Muhammad terhadap tuduhan yang berprasangka buruk dengan mengatakan, “Para ateis yang berprasangka buruk mengklaim bahwa Muhammad hanya menginginkan ketenaran, kemuliaan, dan kekuasaan pribadi. Demi Tuhan, ini adalah klaim yang salah!" 
Carlyle menegaskan sang Putra Gurun yng berhati besar dan agung itu, dengan mata hitamnya yang bersinar, jiwa yang dalam penuh dengan belas kasih dan kemurahan hati, kebaikan dan kesalehan, kebijaksanaan dan persuasi, tak memiliki ambisi duniawi. 

"Saya menyukai Muhammad karena sifatnya yang bebas dari kemunafikan," katanya.

4. Edward Ramsey (Orientalis AS)

Edward Ramsey menyebut Nabi Muhammad datang ke dunia dengan membawa pesan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, untuk memimpin manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya. Fajar baru yang terlihat jelas di cakrawala pun muncul. 

"Pada hari ketika dia menerima wahyu, pembaharu besar, Muhammad, memulihkan keadilan dan kebebasan yang hilang dari dunia. Nalarnya yang sehat mencerahkan orang-orang bodoh dan orang-orang Arab akhirnya terbangun dari tidur perbudakan," katanya.

5. Alfonso de Lamartine (Penulis, Mantan Menlu Prancis)

Alfonso de Lamartine memuji keteguhan hati Muhammad SAW yang berdakwah selama 13 tahun di Kota Makkah. Menurut Lamartine, saat menyampaikan risalah di tengah musuh-musuhnya serta di tengah masyarakat, Nabi Muhammad menampilkan sosok ksatria, berani, dan sabar dalam menentang kaum musyrik penyembah berhala. 

Semangatnya dalam menyebarkan risalah, peperangan yang dia jalani dengan kekuatan tidak seimbang, ambisinya yang sepenuhnya ditujukan untuk menyebarkan firman Tuhan dan menegakkan dogma yang benar, sama sekali tidak bercita-cita untuk mendirikan kerajaan.

"Semua bukti ini menunjukkan bahwa Muhammad didukung oleh iman tak tergoyahkan dan dogma yang benar untuk membebaskan manusia dari penindasan dan kehinaan. Keyakinan yang menyelimuti jiwanya ini adalah sumber kekuatannya dalam menghidupkan kembali ide agung yang menghancurkan dewa-dewa palsu dan memperkenalkan cara berpikir baru terkait dengan keadaan dan urusan manusia," katanya.

"Orator, Rasul, pembuat undang-undang, pejuang, penakluk ide-ide, pembangun dogma rasional dari suatu agama tanpa berhala, pendiri 20 imperium dunia dalam 1 imperium spiritual. Dialah Muhammad. Merupakan segala standar untuk mengukur kebesaran manusia. Kita boleh bertanya, adakah orang yang lebih besar daripada dia? 

6. Michael H Hart (Ilmuwan AS)

Michael H Hart dalam bukunya “The 100, A Ranking of the Most Influential Persons in the History", menulis, “Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad (SAW) sebagai orang paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan para pembaca dan mungkin dipertanyakan oleh yang lain. Tetapi dialah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat sukses, baik di tingkat duniawi maupun agama."

Michael Hart mengaitkan keberhasilan Nabi SAW dalam menyebarkan risalah dan Islam ke seluruh dunia dengan toleransi dan keagungan akhlak. Oleh karena itu dia memilih Nabi Muhammad untuk menempati daftar nomor 1 dari 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah.

“Muhammad adalah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat sukses baik dalam tataran agama maupun duniawi dan menjadi pemimpin politik dan militer,” ujarnya.

7. William Moyer (Sejarawan Inggris)

Dalam bukunya ‘The Life of Muhammad’ Moyer menulis, “Muhammad (saw) dipisahkan oleh kejelasan kata-kata dan kemudahan agama Islam. Dia melakukan berbagai perbuatan yang menakjubkan. Sejarah tidak pernah mengenal seorang pembaharu yang membangkitkan jiwa, menghidupkan kembali akhlak mulia, dan meninggikan kebajikan dalam waktu yang singkat seperti dilakukan Muhammad," ujarnya.

8. Edward Gibbon (Sejarawan Inggris)

Edward Gibbon menulis dalam bukunya berjudul ‘History of the Saracen Empire’ bahwa kalimat syahadat 'Saya bersaksi pada Tuhan yang satu dan Mohammad adalah utusan Allah' adalah pengakuan memeluk Islam yang sederhana dan konsisten sepanjang massa. 

Citra intelektual Tuhan tidak pernah direndahkan oleh berhala yang bisa dilihat langsung leh mata. 
Kehormatan seorang Nabi, lanjut dia, tidak pernah melampaui ukuran kebajikan manusia dan ajaran-ajarannya yang hidup telah membatasi rasa terima kasih para pengikutnya dalam batasan akal dan agama.

Sejarawan terhebat pada masanya itu juga menulis dalam bukunya 'History of the Decline and Fall of the Roman Empire' bahwa ingatan Nabi Muhammad luas dan kuat, kecerdasannya sederhana, imajinasinya luhur, penilaiannya jelas, cepat, dan tegas. 

"Dia memiliki keberanian untuk berpikir dan bertindak,” katanya.

9. Gustav Well (Orientalis Jerman)

Gustav Well dalam “History of Islamic Peoples” mengatakan Nabi Muhammad adalah contoh cemerlang bagi umatnya. Karakternya murni tanpa noda. Rumah, pakaian, makanan, semuanya bercirikan kesederhanaan yang langka. 

"Dia begitu bersahaja, bahkan tidak menerima tanda penghormatan khusus dari para sahabat. Dia juga tidak menuntut pelayanan apa pun dari para pembantu yang bisa saja dia lakukan jika mau. Dia diterima oleh semua orang dalam kondisi apa pun. Dia menjenguk orang sakit dan penuh simpati kepada semua orang. Kedermawanan dan kemurahan hatinya tidak terbatas, begitu pula perhatiannya yang penuh terhadap kesejahteraan masyarakat," demikian kesan Well mengenai sosok Nabi Muhammad.

10. Arthur Glyn Leonard (Penulis, Etnografer Irlandia)

Arthur Glyn Leonard dalam bukunya "Islam, her Moral and Spiritual Values” menyebut Nabi Muhammad sebagai sosok jenius.

Semangat yang Muhammad SAW tiupkan ke dalam orang-orang Arab dengan Islam telah membuat mereka menjadi tinggi dan bermartabat. Islam yang dibawa Muhammad mengangkat mereka keluar dari kelesuan dan stagnasi suku yang rendah hingga ke titik puncak persatuan dan kekaisaran. 

Topik Menarik