Peluang Gencatan Senjata di Gaza Masih Jauh Panggang dari Api
WASHINGTON DC, iNews.id Konflik antara Israel dan Hamas tampaknya semakin runyam. Setelah hampir 11 bulan berlalu, belum ada tanda-tanda kedua pihak akan mencapai gencatan senjata.
Situasi itu diakui sendiri oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Menurut pemimpin zionis itu, Israel dan Hamas sama sekali tidak mendekati gencatan senjata. Dia pun berkeras bahwa pihak yang harus ditekan untuk mengakhiri permusuhan ini justru adalah Hamas, bukan Tel Aviv.
Memberikan konsesi (untuk gencatan senjata) sekarang (dari pihak Israel) akan menjadi izin untuk membunuh (lebih banyak) tawanan. Kita harus terus menekan Hamas, bukan Israel, kata Netanyahu dalam sebuah wawancara dengan Fox News.
Ketika ditanya apakah kesepakatan gencatan senjata sudah dekat, dia menjawab tidak. Sayangnya, belum, ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Hamas menganggap Netanyahu tak punya iktikad untuk menyudahi perang di Gaza. Kelompok pejuang Palestina itu menyebut perdana menteri Israel itu berusaha menggagalkan kesepakatan dengan menolak untuk menarik militer zionis dari Koridor Philadelphi.
Koridor Philadelphi adalah daerah perbatasan membentang sepanjang 14 km di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir. Menurut Hamas, dengan mempertahankan keberadaan tentara zionis di sana, itu artinya Israel ingin menguasai akses Gaza dengan Rafah.
Kami memperingatkan agar tidak jatuh ke dalam perangkap dan tipu daya Netanyahu, karena dia menggunakan negosiasi untuk memperpanjang agresi terhadap rakyat kami, bunyi pernyataan Hamas.
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan Operasi Banjir al-Aqsa. Israel pun menjadi sasaran serangan roket besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Para pejuang Hamas kemudian melepaskan tembakan ke sasaran militer dan sipil di Israel Selatan dan menangkap lebih dari 250 tawanan. Israel memperkirakan 1.200 orangnya tewas pada hari itu.
Sejak itu, Israel terus menggempur Jalur Gaza, menyebabkan lebih dari 40.000 warga Palestina gugur. Kebanyakan dari mereka yang terbunuh itu adalah perempuan dan anak-anak.