Pavel Durov Ditahan Terkait Penyelidikan Pornografi Anak Hingga Perdagangan Narkoba di Telegram

Pavel Durov Ditahan Terkait Penyelidikan Pornografi Anak Hingga Perdagangan Narkoba di Telegram

Berita Utama | okezone | Selasa, 27 Agustus 2024 - 11:45
share

PARIS – CEO dan pendiri Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis sebagai bagian dari penyelidikan atas kejahatan yang terkait dengan pornografi anak, perdagangan narkoba, dan transaksi penipuan di platform perpesanan tersebut, kata jaksa penuntut Prancis pada Senin, (26/8/2024).

Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang membuat konfirmasi resmi pertama atas penangkapan Durov mengatakan tidak ada motif politik dalam penangkapan tersebut. Ia menambahkan bahwa Prancis tetap berkomitmen penuh pada kebebasan berbicara yang sah.

"Penangkapan presiden Telegram di wilayah Prancis terjadi sebagai bagian dari penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung," tulis Macron di X, sebagaimana dilansir Reuters. "Ini sama sekali bukan keputusan politik. Keputusan ada di tangan hakim."

Dalam pernyataan berikutnya, jaksa Paris Laure Beccuau mengatakan Durov ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan terhadap orang yang tidak disebutkan namanya yang diluncurkan oleh unit kejahatan dunia maya kantor tersebut pada 8 Juli.

Penyelidikan tersebut terkait dugaan keterlibatan dalam berbagai kejahatan termasuk menjalankan platform daring yang memungkinkan transaksi terlarang, pornografi anak, perdagangan narkoba, dan penipuan, serta penolakan untuk mengomunikasikan informasi kepada pihak berwenang, pencucian uang, dan penyediaan layanan kriptografi kepada penjahat, kata pernyataan tersebut. Durov dapat ditahan hingga Rabu, (29/8/2024) tambahnya.

Telegram adalah aplikasi perpesanan dan media sosial populer yang mirip dengan WhatsApp. Aplikasi terenkripsi tersebut, dengan hampir 1 miliar pengguna, sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet. Penangkapan Durov memicu kritik dari pemilik X, Elon Musk, yang mengatakan bahwa kebebasan berbicara di Eropa sedang diserang, dan seruan dari Moskow agar otoritas Prancis memberikan hak-haknya kepada Durov.

 

Durov, seorang miliarder berusia 39 tahun yang berperan sebagai "Mark Zuckerberg dari Rusia" memiliki kewarganegaraan ganda Prancis dan Uni Emirat Arab (UEA).

Kementerian luar negeri UEA, dalam komentar pertamanya, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengajukan permintaan ke Prancis "untuk memberinya semua layanan konsuler yang diperlukan dengan segera".

Telegram tidak memberikan perincian penangkapan tersebut tetapi mengatakan bahwa perusahaan yang berpusat di Dubai itu mematuhi undang-undang Uni Eropa dan moderasinya "sesuai standar industri dan terus ditingkatkan".

Topik Menarik