Jerman Pangkas Bantuan Militer untuk Ukraina, Ada Apa?

Jerman Pangkas Bantuan Militer untuk Ukraina, Ada Apa?

Berita Utama | inews | Minggu, 18 Agustus 2024 - 06:50
share

BERLIN, iNews.id Jerman memangkas bantuan militernya untuk Ukraina. Hal itu diungkapkan oleh surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) pada akhir pekan ini, dengan mengutip anggaran Pemerintah Jerman.

Menurut laporan tersebut, bantuan yang telah disetujui Berlin sebelumnya akan tetap dikirimkan ke Kiev. Akan tetapi, permintaan baru bantuan untuk Ukraina dari Kementerian Pertahanan Jerman tidak akan disetujui.

Keputusan itu muncul karena adanya langkah-langkah penghematan anggaran berdasarkan perintah Kanselir Jerman Olaf Scholz. Pada 5 Agustus lalu, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengirimkan surat kepada Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius yang berisi jawaban atas permintaan baru bantuan untuk Ukraina.

Penangguhan tersebut sudah berlaku, yang dapat memperburuk situasi Ukraina di medan perang, kata FAZ, Sabtu (17/8/2024).

Media Jerman tersebut menambahkan, bantuan militer untuk Ukraina tahun ini pun akan dikurangi setengahnya. Sementara pada 2027, alokasi anggaran untuk pos tersebut juga bakal dipangkas menjadi kurang dari sepersepuluh dari volume saat ini.

Pada saat yang sama, Menkeu Lindner mengatakan bahwa bantuan untuk Ukraina kemungkinan tidak akan dihentikan secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada perbedaan utama pada bantuan untuk Kiev ke depan, yaitu sumber pendanaannya bukan lagi berasal dari anggaran federal Jerman, melainkan dari keuntungan dari aset yang dibekukan di bank-bank Rusia.

Jerman adalah penyumbang bantuan terbesar kedua bantuan untuk Ukraina setelah Amerika Serikat. Tahun ini saja, bantuan dari Berlin ke Kiev berjumlah 8 miliar euro atau lebih dari Rp138,53 triliun.

Rusia melancarkan agresi militer di Ukraina sejak Februari 2022. Moskow secara konsisten mengkritik pasokan senjata ke Ukraina, dengan alasan bahwa hal itu mempersulit penyelesaian konflik dan secara langsung melibatkan negara-negara NATO dalam konflik yang sedang berlangsung.

Topik Menarik