Dokter Diperkosa hingga Meninggal, Ratusan Ribu Nakes India Mogok Massal Tuntut Keadilan

Dokter Diperkosa hingga Meninggal, Ratusan Ribu Nakes India Mogok Massal Tuntut Keadilan

Berita Utama | okezone | Minggu, 18 Agustus 2024 - 04:05
share

JAKARTA - Ratusan ribu petugas kesehatan (nakes) India dan pendukung mereka melakukan mogok nasional sebagai bentuk mengecam pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang pekan lalu di sebuah rumah sakit pemerintah di kota timur Kolkata.

Banyak dari protes pada Sabtu (17/8/2024) dipimpin oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya, yang juga diikuti puluhan ribu warga India lainnya yang menuntut penindakan terhadap para pelaku.

Rumah sakit dan klinik di seluruh India menolak pasien, kecuali untuk kasus darurat, pada Sabtu ketika para profesional medis memulai penutupan 24 jam pada pukul 06.00 (00:30 GMT). Fakultas dari perguruan tinggi kedokteran telah didesak untuk memberikan layanan darurat.

Kami menginginkan keadilan, teriak para pengunjuk rasa, ketika mereka berkumpul di Kolkata untuk menyerukan kondisi kerja dan perlakuan yang lebih baik tidak hanya bagi petugas kesehatan, tetapi juga bagi perempuan pada umumnya, dikutip dari Aljazeera.

Tangan yang menyembuhkan tidak boleh berdarah, salah satu tulisan tangan berbunyi.

Penemuan mayat dokter berusia 31 tahun yang berlumuran darah pada 9 Agustus di RG Kar Medical College and Hospital yang dikelola pemerintah memicu protes keras di beberapa kota di seluruh negeri.

Kami tidak merasa aman, Antara Das, seorang mahasiswa kedokteran yang ikut protes di Kolkata, mengatakan kepada Al Jazeera.

Jika ini terjadi di dalam rumah sakit yang merupakan rumah kedua bagi kami, di mana kami bisa aman sekarang?

Dokter yang terbunuh itu ditemukan di ruang seminar rumah sakit pendidikan tempat dia bekerja dalam shift 36 jam. Autopsi mengonfirmasi adanya pelecehan seksual.

Asosiasi Medis India, (IMA), kelompok petugas medis terbesar di negara itu dengan 400.000 anggota, mengutuk kejahatan tersebut sebagai hal yang biadab. Selain itu, juga menyoroti kurangnya ruang aman bagi perempuan.

Rumah sakit dan klinik di Lucknow di negara bagian Uttar Pradesh utara, Ahmedabad di Gujarat barat, Guwahati di Assam timur laut dan Chennai di Tamil Nadu selatan serta kota-kota lain ikut serta dalam pemogokan.

Kami hanya ingin aman saat menjalankan tugas kami, kata Sapna Rani, seorang dokter wanita berusia 27 tahun di ibu kota, New Delhi, yang ikut serta dalam aksi mogok tersebut.

Di rumah sakit umum Ram Manohar Lohia, yang biasanya merupakan salah satu rumah sakit tersibuk di New Delhi, Rani mengatakan rasio dokter-pasien sangat buruk sehingga pergantian shift sering kali memakan waktu 36 jam.

Dan setelah itu, tidak ada tempat yang layak untuk beristirahat, katanya kepada kantor berita AFP, menggambarkan bagaimana para dokter beristirahat di kursi roda dan tandu.

Rakhi Sanyal, seorang dokter di Kolkata dan profesor di Universitas Ilmu Kesehatan Benggala Barat, mengecam pembunuhan brutal terhadap dokter tersebut, dan menyerukan keadilan atas pembunuhan tersebut.

Adalah tugas pemerintah untuk menjaga keselamatan kita, katanya kepada Al Jazeera. Ini seharusnya tidak terjadi.

Para dokter menuntut penerapan Undang-Undang Perlindungan Pusat, undang-undang untuk melindungi petugas kesehatan dari kekerasan.

Mereka juga menyerukan undang-undang yang lebih ketat, termasuk menjadikan serangan terhadap petugas medis yang bertugas sebagai pelanggaran tanpa kemungkinan jaminan.

Akanksha Tyagi, seorang ginekolog berusia 27 tahun di sebuah rumah sakit milik negara di New Delhi mengatakan sangat disayangkan bahwa butuh nyawa seorang dokter agar masyarakat dapat memperhatikannya.

Seorang pria telah ditahan sehubungan dengan kejahatan tersebut, dan sekarang sedang diselidiki oleh penyelidik federal setelah pejabat pemerintah negara bagian dituduh salah menangani penyelidikan tersebut.

Banyak kasus kejahatan terhadap perempuan tidak dilaporkan di India karena stigma seputar kekerasan seksual dan kurangnya kepercayaan terhadap polisi.

Ada lebih dari 31.000 pemerkosaan yang dilaporkan di India pada tahun 2022, tahun terakhir dimana data tersedia, menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional (NCRB).

Pada rapat umum para dokter di ibu kota, salah satu poster bertuliskan: Cukup sudah.

Topik Menarik