Mitsuyuki Tanaka, Mantan Tentara Jepang yang Ikut Memperjuangkan Kemerdekaan dan Berganti Nama Menjadi Suroto

Mitsuyuki Tanaka, Mantan Tentara Jepang yang Ikut Memperjuangkan Kemerdekaan dan Berganti Nama Menjadi Suroto

Berita Utama | okezone | Sabtu, 17 Agustus 2024 - 09:35
share

JAKARTA Tentara Jepang, Mitsuyaki Tanaka ikut berjuang untuk Indonesia setelah kekalahan negaranya dengan Sekutu di Perang Dunia II.

Saat itu, banyak tentara Jepang yang menyerahkan diri mereka ke Sekutu. Namun, Tanaka lebih memilih bergabung menjadi tentara Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan melawan Belanda di Magelang saat Pertempuran Ambarawa.

Lelaki keturunan samurai ini lahir di desa Kiyomimachi, Takayama, Gifu, Jepang pada 10 Oktober 1921. Dia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara.

Saat usianya menginjak 18 tahun, Tanaka menikah dengan Tomiko Yano. Mereka menikah sebelum Tanaka mengikuti wajib militer (wamil).

Pada 1939, Tanaka dikirim ke Manchuria, Tiongkok untuk dilatih di sana. Kemudian satu tahun berselang, Tanaka ditugaskan ke Indonesia dan pergi dari Takaran, Kalimantan, hingga Surabaya.

Saat peristiwa bom Nagasaki dan Hiroshima di tahun 1945, membuat Jepang sebagai negaranya Tanaka mengalami kekalahan.

Daripada menyerahkan diri kepada Sekutu atau melakukan bunuh diri, Tanaka lebih memilih ikut bantu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dia pun mengubah namanya menjadi Sutoro.

Saat Sutoro menjadi anggota BKR, banyak yang tidak menyukai kehadirannya karena dia merupakan mantan penjajah. Namun, Sutoro berusaha untuk mengambil hati dengan memberikan pelatihan militer.

Lambat laun, Sutoro mulai diterima karena dia berhasil meningkatkan kemampuan para pejuang Indonesia.

Pada 1948, Sutoro menikah perempuan bernama Suparti yang berasal dari Salaman. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai 11 anak.

Setelah Magelang merdeka, Sutoro pensiun di tahun 1974 dan mendapatkan pangkat kehormatan Letkol. Selain itu, Sutoro juga pernah mendapat piagam Bintang Gerilya dari Presiden Soekarno pada 10 November 1958.

Sutoro menghembuskan napas terakhirnya pada 1 Agustus 1998. Dia pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), Giri Dharmoloyo, Magelang.

Topik Menarik