Pidato Bung Karno sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI, Ingatkan Beratnya Perjuangan

Pidato Bung Karno sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI, Ingatkan Beratnya Perjuangan

Berita Utama | inews | Sabtu, 17 Agustus 2024 - 06:00
share

JAKARTA, iNews.id - Proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan Soekarno pada 17 Agustus 1945. Peristiwa ini mengubah sejarah Indonesia dari bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka, berdiri di kaki sendiri.

Detik-detik proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jalan Proklamasi) Jakarta itu diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"Tak ada yang memimpin lagu, sehingga suara yang dihasilkan terdengar sumbang," dikutip dari buku Berkibarlah Benderaku Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka.

Bung Karno tampil memakai setelan jas putih lengkap dengan peci. Sementara Mohammad Hatta mengenakan setelan jas serupa tetapi tanpa peci. Istri Bung Karno, Fatmawati, memakai kebaya dan berkerudung.

Di dekat tiang bendera, ada Latief Hendraningrat dan Suhud. Keduanya prajurit Peta (Pembela Tanah Air) itu ditunjuk menjadi pengerek bendera pusaka Merah Putih.

Bendera Merah Putih dikibarkan sekitar pukul 10.00 WIB. Suasana kemudian menjadi hening.

Sebelum membacakan teks proklamasi, Soekarno menyampaikan pidato pendahuluan. Bung Karno mengingatkan soal beratnya perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Berikut isi pidato Bung Karno:

Saudara-saudara sekalian,

Saya telah minta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan satu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan Tanah Air kita.

Bahkan telah beratus-ratus tahun! Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya, dan ada turunnya. Tetapi, jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.

Juga di dalam zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya. Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka.

Tetapi, pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri. Kita tetap percaya kepada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib Tanah Air kita di dalam tangan kita sendiri.

Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia.

Permusyawaratan itu seiya sekata, berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad. Dengarkanlah proklamasi kami.

Bung Karno kemudian mengumandangkan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan Bung Hatta berdiri sedikit di belakang sebelah kiri. Setelah momen bersejarah itu, Bung Karno menutupnya dengan pekik kemerdekaan:

Demikianlah, Saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat Tanah Air dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita! negara merdeka, negara Republik Indonesia, merdeka kekal abadi.

Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!

Topik Menarik