China Siapkan Aturan Baru, Pernikahan Dipermudah Sebaliknya Perceraian Dipersulit

China Siapkan Aturan Baru, Pernikahan Dipermudah Sebaliknya Perceraian Dipersulit

Berita Utama | serpong.inews.id | Kamis, 15 Agustus 2024 - 18:50
share

BEIJING, iNewsSerpong.id Pemerintah China sedang menyiapkan rancangan undang-undang (RUU) yang mempermudah warga negara mendaftarkan pernikahan. Dan, mempersulit proses perceraian bagi pasangan suami-istri.

Langkah ini dilakukan oleh Beijing di tengah krisis demografi yang dihadapi negara tersebut. Populasi China terus menurun dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyak penduduk yang menua dan angka kelahiran yang anjlok, sebagai dampak dari kebijakan "satu anak saja" yang diterapkan Beijing beberapa dekade silam.

Namun, RUU ini justru menuai cemoohan dari netizen dan menjadi topik utama di internet pada Kamis (15/8/2024). Menurut laporan dari Reuters , "RUU Ramah Keluarga" tersebut dirilis oleh Kementerian Urusan Sipil China minggu ini untuk mendapatkan tanggapan publik. Masyarakat dapat menyampaikan komentar hingga 11 September 2024.

Menikah itu Mudah

RUU tersebut juga menghapus persyaratan lama yang mengharuskan pernikahan ditangani di lokasi keluarga terdaftar, seperti alamat di kartu keluarga (KK). Dalam peraturan baru, setiap proses perceraian akan diberlakukan masa tenang selama 30 hari.

Jika salah satu pihak tidak setuju dengan perceraian, mereka dapat menarik permohonan tersebut dan menghentikan proses perceraian.

Salah satu netizen di platform Weibo berkomentar, Menikah itu mudah, tetapi bercerai itu sulit. Sungguh aturan yang bodoh, yang kemudian menarik puluhan ribu tanda suka.

RUU ini dianggap sebagai upaya pemerintah untuk mempromosikan pentingnya pernikahan dan keluarga, serta mengurangi angka perceraian yang terjadi karena faktor emosional.

Data resmi menunjukkan bahwa pada paruh pertama tahun ini, jumlah pasangan yang menikah di China turun 498.000 dari tahun sebelumnya menjadi 3,43 juta.

Angka tersebut adalah yang terendah sejak 2013. Penurunan ini terjadi karena semakin banyak anak muda China yang menunda pernikahan karena kekhawatiran tentang prospek pekerjaan dan masa depan. (*)

Topik Menarik