Idulfitri: Saling Memaafkan Bukan Hanya Dosa dan Kesalahan Kecil

Idulfitri: Saling Memaafkan Bukan Hanya Dosa dan Kesalahan Kecil

Berita Utama | sindonews | Rabu, 10 April 2024 - 07:10
share

Hari Raya Idulfitri dikenal juga sebagai hari saling memaafkan. Dalam momentum hari raya Idulfitri yang mulia dan suci, kita sama-sama menyucikan diri dari segala kesalahan kepada Allah SWT dan kepada manusia.

Hal ini kita lakukan agar menjadikan amal ibadah Ramadan kita lebih bermakna untuk diri kita. Karena sebagai manusia biasa. kita tidak dapat lepas dari segala kesalahan.

Terkadang, kita tidak sengaja melukai orang lain dengan ucapan kita. Kita juga tidak menyadari perbuatan kita dapat menyakiti orang lain, meskipun tidak disengaja. Karena itu, meminta maaf dan memaafkan adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan pada momentum Idulfitri.

Menurut Qiraish, yang berlebih seharusnya diberikan agar keluar. Keduanya menjadikan sesuatu yang tadinya berada di dalam (dimiliki) menjadi tidak di dalam dan tidak dimiliki lagi. Akhirnya kata al-'afw berkembang maknanya menjadi keterhapusan.

"Memaafkan, berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada di dalam hati," tulis Quraish.

Membandingkan ayat-ayat yang berbicara tentang tobat dan maaf, ditemukan bahwa kebanyakan ayat tersebut didahului oleh usaha manusia untuk bertobat.

Perhatikan juga firman-Nya dalam surat Ali-'Imran ayat 152 dan 155, juga Al-Maidah ayat 95 dan l0l. Ternyata tidak ditemukan satu ayat pun yang menganjurkan agar meminta maaf, tetapi yang ada adalah perintah untuk memberi maaf. " Hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan dada Tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah? ( QS Al-Nur [24) : 22). Quraish menjelaskan kesan yang disampaikan oleh ayat-ayat ini adalah anjuran untuk tidak menanti permohonan maaf dari orang yang bersalah, melainkan hendaknya memberi maaf sebelum diminta. Mereka yang enggan memberi maaf pada hakikatnya enggan memperoleh pengampunan dan Allah SWT. Tidak ada alasan untuk berkata, "Tiada maaf bagimu", karena segalanya telah dijamin dan ditanggung oleh Allah SWT.

" Dan (ingatlah) ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah empat puluh hari, lalu kamu menjadikan anak lembu (yang dibuat dari emas) untuk disembah sepeninggalnya, dan kamu adalah orang-orang yang zalim. Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur (QS Al-Baqarah [2]: 51-52).

Topik Menarik