Menilik Peristiwa 6 Februari, Hari Lahirnya Pramoedya Ananta Toer
JAKARTA, celebrities.id - Beberapa peristiwa dan catatan sejarah penting terjadi baik di dalam dan luar negeri pada hari Ini, 6 Februari.
Beberapa di antara yang terjadi di Indonesia pada 6 Februari adalah meninggalnya Pahlawan Indonesia Mohammad Natsir dan lahirnya sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
Lantas, peristiwa apa saja yang terjadi pada momen 6 Februari? Berikut celebrities.id rangkum deretan peristiwan 6 Februari.
Peristiwa Bersejarah 6 Februari
1. Meninggalnya Pahlawan Indonesia Mohammad Natsir
Mohammad Natsir lahir pada 17 Juli 1908 dan meninggal dunia pada 6 Februari 1993.
Dia adalah seorang ulama, politikus, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka Indonesia.
Di dalam negeri, dia pernah menjabat menteri dan Perdana Menteri Indonesia, sedangkan di kancah internasional, Natsir pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.
2. Tragedi Munchen
Pada 6 Februari 1958 terjadi Tragedi Mnchen di Bandar Udara Munich-Riem, Mnchen, Jerma.
Tragedi itu merupakan kecelakaan terjadi ketika British European Airways Penerbangan 609 jatuh pada usaha ketiganya untuk lepas landas dari kubangan lumpur yang menyelimuti landasan. Di dalam pesawat terdapat para pemain Manchester United yang bersinar kala itu, dijuluki "Busby Babes", bersama dengan sejumlah pendukung dan wartawan. Nahasnya, 20 dari 44 orang di pesawat tewas dalam kecelakaan.
Adapun penumpang yang terluka beberapa di antaranya sudah tak sadarkan diri. Mereka kemudian dibawa ke Rumah Sakit Rechts der Isar di Munich di mana 3 orang meninggal, sehingga yang selamat hanya 21 orang.
3. Kelahiran Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta Toer lahir pada 6 Februari 1925 dan meninggal diunia pada 30 April 2006. Dia secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia.
Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing. Pram -begitu dia biasa disapa- juga beberapa kali dinominasikan untuk Nobel Sastra. Dia juga menerima PEN Freedom to Write Award di 1988. Dan saat usianya 74 tahun, Pram diganjar dengan Fukuoka Prize untuk kontribusinya dalam dunia sastra oleh orang Asia pada 2000.










