5 Fakta Hujan Meteor Geminid yang Bisa Dinikmati Bulan Ini

5 Fakta Hujan Meteor Geminid yang Bisa Dinikmati Bulan Ini

Berita Utama | koran-jakarta.com | Sabtu, 10 Desember 2022 - 09:35
share

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) memperkirakan hujan meteor Geminid akan mencapai puncaknya pada 13 sampai 14 Desember tahun ini.

Berikut sejumlah fakta mengenai hujan meteor Geminid yang telah dirangkum Koran Jakarta:

1. Berasal dari Konstelasi Gemini

Geminid adalah hujan meteor utama yang titik radian atau titik asal kemunculan meteornya berada di dekat bintang Alfa Geminorum (Castor) konstelasi Gemini.

2. Berasal dari Sisa Debu Asteroid Phaethon

Sebagai informasi, meteor adalah pecahan dan partikel yang terbakar saat memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi, dan biasanya berasal dari komet.

Adapun hujan meteor Geminid berasal dari puing-puing 3200 Phaethon, sebuah asteroid yang pertama kali ditemukan oleh Satelit Astronomi Inframerah pada 11 Oktober 1983. Phaethon mengorbit Matahari setiap 1,4 tahun, dan setiap tahun Bumi akan melewati jejak puing-puingnya, menghasilkan Hujan Geminid.

Phaethon adalah asteroid pertama yang dikaitkan dengan hujan meteor, tetapi para astronom memperdebatkan klasifikasi dan asal muasalnya. Pasalnya, Phaethon tidak memiliki cangkang es yang merupakan karakteristik pokok komet. Namun, beberapa ahli menganggapnya sebagai "komet mati". Sebutan ini menunjukkan bahwa Phaethon pernah memiliki cangkang es yang mencair.

Sedangkan astronom lain menyebutnya "komet batu" karena Phaethon melintas sangat dekat dengan Matahari selama mengorbit, yang secara teoritis menghasilkan pemanasan dan retakan yang menghasilkan puing-puing dan debu.

Dengan kata lain, asal-muasal Phaethon masih menjadi misteri. Tapi satu hal yang diyakini bersama adalah bahwa ia merupakan induk Geminid.

3. Bergerak 78 Ribu per Jam

Geminid bergerak 78 ribu mil per jam, lebih dari 40 kali lebih cepat daripada peluru yang melaju kencang. Namun, ia tidak mungkin meteor mencapai tanah karena sebagian besar Geminid terbakar di ketinggian antara 45 hingga 55 mil.

4. Mampu Hasilkan 100 hingga 150 Meteor per Jam

Walau selama aktivitas puncak yang didukung kondisi cuaca sempurna, Geminid dapat menghasilkan sekitar 100 hingga 150 meteor per jam untuk dilihat. Namun, NASA memperkirakan fenomena bulan bungkuk yang memudar tahun ini akan mempersulit untuk melihat sebagian besar hujan meteor. Menurut NASA, hanya 30 sampai 40 meteor yang terlihat per jam di puncak di belahan Bumi Utara, dan ini juga masih bergantung pada kondisi langit.

5. Cara Menikmatinya

"Cara terbaik untuk menikmati hujan meteor Geminid adalah dengan duduk di bawah naungan rumah atau pohon sambil mempertahankan pemandangan langit terbuka untuk mengurangi gangguan cahaya bulan," ujar Bill Cooke, kepala Meteoroid Environments Office NASA di Marshall Space Flight Center di Huntsville, Alabama, Amerika Serikat (AS), seperti dikutip pada Kamis (4/12).

Cooke menjelaskan meteor yang dekat dengan radian memiliki lintasan yang sangat pendek dan mudah terlewatkan. Sementara di belahan Bumi Selatan, geminid tidak tampak terlalu tinggi di atas cakrawala sehingga pemirsa hanya melihat sekitar 25 persen dari tingkat yang terlihat di belahan Bumi Utara, yaitu antara 7-10 meteor per jam. Pengamat langit dari wilayah ini didorong untuk menemukan area dengan polusi cahaya minimal dan melihat ke langit utara untuk meningkatkan kesempatan melihat mereka.

Dalam pernyataan resminya, NASA menuturkan, hujan meteor Geminid akan berlangsung hampir sepanjang malam yang dimulai pada pada 13 Desember, sekitar jam 9 atau 10 malam CST atau sekitar jam 10 pagi menurut Waktu Indonesia Barat (WIB). Hujan meteor Geminid akan mencapai puncaknya pada 14 Desember pukul 06.00 CST atau 19.00 WIB.

Anda masih dapat melihat Geminid tepat sebelum atau sesudah tanggal ini, tetapi kesempatan terakhir adalah pada 17 Desember. Untuk tampilan terbaik, cari area yang jauh dari kota dan lampu jalan.

Topik Menarik