Kisah Soe Hok Gie, Aktivis Orde Baru yang Jatuh Tewas di Pelukan Gunung Semeru
Gunung Semeru bukan hanya populer belakangan ini lantaran erupsi. Melainkan banyak cerita yang terjadi pada gunung aktif di Jawa Timur tersebut.
Salah satunya yaitu kisah Soe Hok Gie, aktivis Orde Baru yang terjatuh dan tewas dipelukan gunung berapi tersebut. Gie, panggilan akrabnya jatuh usai mendaki Semeru pada Desember 1969.
Dikutip dari buku yang ditulis oleh Rudy Badil, Soe Hok Gie bersama rombongan Mapala UI melakukan misi pendakian ke Mahameru, puncak Gunung Semeru yang mempunyai ketinggian 3.676 mdpl.
Banyak pihak yang semula menanyakan apakah tujuan dari misi pendakian tersebut. Gie menjawab jika patriotisme bukan hanya percaya dengan slogan melainkan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat, salah satunya dengan mendaki gunung.
Alasan tersebut kemudian membuat anggota Mapala UI tergerak untuk melakukan misi pendakian tersebut. Mereka melalui pendakian dengan lancar hingga mencapai puncak Gunung Semeru pada Selasa, 16 Desember 1969.
Namun, pada sore hari sebuah persitiwa besar pun terjadi. Seusai berdoa dan menyaksikan letupan Kawah Jonggringseloko di Puncak Mahameru, beberapa anggota tim kesulitan untuk menuruni dataran terbuka penuh pasir bebatuan.
Mereka pun terpaksa untuk menutup hidung agar mencegah bau belerang yang makin menusuk hidung dan paru-paru.
Salah satu dari tim berteriak jika Gie dan Idhan salah satu teman mereka mengalami kecelakaan. Namun, teriakan tersebut seakan diabaikan lantaran tim Mapala UI mencari jalan keselamatan masing-masing.
Sesampainya di tenda, salah seorang bernama Herman pun datang dan menghempaskan diri ke tenda dengan melaporkan jika Gie dan Idhan sudah meninggal dunia.
Herman sempat melihat keduanya kejang-kejang dan kemudian tidak bergerak sama sekali. Setelah dilakukan pemeriksaan, benar saja Soe Hok Gie ditemukan meninggal seakan memeluk Gunung Semeru lantaran dingin.
Sementara Idhan, diyakini meninggal lantaran menghirup gas beracun yang dikeluarkan oleh Gunung Semeru pada 16 Desember 1969 tersebut.