Dongeng, Medium Efektif untuk Internalisasi Nilai-Nilai KeIndonesiaan

Dongeng, Medium Efektif untuk Internalisasi Nilai-Nilai KeIndonesiaan

Berita Utama | BuddyKu | Senin, 28 November 2022 - 08:00
share

JAKARTA, NETRALNEWS.COM- Cerita yang bagus adalah cerita yang mengguggah emosi. Itulah pernyataan dari Budi Hakim dalam webinar bedah buku berjudul Orang-Orang Tepi Kali.

Acara yang terjadi pada Minggu 26 November 2022, bukakan lewat dongeng dari Romo Dedy Vansophi, penulis dari buku topik diskusi kali ini. Ajang webinar tersebut memiliki suasana yang semringah. Bagaimana tidak? Para pengagum cerita romo melontarkan pujian mereka dan sang penulis juga mendemonstrasikan rahasia kesuksesannya.

Resep daripada cerita bagus itu menurutnya terdapat pada nilai-nilai yang disampaikan serta sumber inspirasinya yang terdapat di dunia nyata. Ia menyiratkan bahwa ia berprofesi sebagai seorang fotografer dan barang tentu pekerjaan tersebut mengharuskan ia l bepergian serta memiliki visualisasi yang bagus.

Sedikit spoiler, cerita-cerita yang terkumpul dalam buku tersebut banyak bergelut dengan masalah-masalah sosial. Tema semacam ini menurutnya adalah media sempurna untuk menyampaikan pesan kebaikan seperti penghormatan pada orang tua, rasa syukur terhadap yang dimiliki.

Menyimpulkan dari acara daring tersebut, barangkali cerita adalah medium yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai hidup. Jonathan Gottschall, akademisi berkebangsaan Amerika yang berspesialisasi di bidang evolusi dan sastra itu membenarkan pernyataan tersebut.

Mengutip dari buku the Storytelling Animal; How Stories make Us Human, ia menjelaskan bahwa cerita merupakan medium informasi universal setelah penciptaan bahasa. Ia mengambil contoh dari suku Bushmen di Afrika Selatan.

Para tetua yang telah berpengalaman akan menarik minat generasi muda untuk berkumpul mengitarinya dan mendongeng pada mereka. Isi daripada dongeng tersebut bukan hanya kisah masa hidupnya saja, namun juga pengetahuan untuk bertahan hidup, dan pesan-pesan moral agar tidak mendapati kesulitan di kemudian hari.

Melirik ke Nusantara, wilayah ini juga memiliki tradisi bercerita tersendirinya. Ambillah contoh pewayangan, pupuh, dan dongeng keliling.

Berbicara mengenai dongeng keliling, agaknya profesi tersebut seperti mulai terasing dari telinga generasi muda Indonesia. Bagaimana tidak? Banyak dari mereka yang berinteraksi dengan internet dan dari sana mereka disuguhi oleh cerita-cerita berwujud webnovel , animasi, dan komik online .

Memang cerita-cerita tersebut menghadirkan visual, kisah, juga nilai-nilai yang fresh . Namun, perlu diingat bahwa semua yang baru itu bisa jadi benturan terhadap identitas ke-Indonesia-an masyarakat dan wujud interaksi antar manusia juga turut absen dari cerita.

Kali terbaru seorang pendongeng dapat mencuri perhatian di jagat maya Indonesia terjadi pada 2016. Samsudin adalah mantan guru yang beralih profesi menjadi pendongeng keliling setelah ia mengunjungi Taman Nasional Ujung Kulon.

Lelaki asal Indramayu itu prihatin dengan ancaman kepunahan satwa dan kerusakan lingkungan. Ia melakukan pengembaraan ke berbagai wilayah untuk menyadarkan masyarakat lewat cerita.

Media hiburan macam dongeng atau cerita, barang tentu memiliki target audience -nya tersendiri. Generasi muda, yang remaja atau mendekati dewasa barang tentunya, pastinya tidak akan memiliki rasa ketertarikan yang sama dengan dongeng yang sering diceritakan oleh anak-anak.

Oleh karena itu, pendongeng seperti Samsudin menemukan target audience dalam wujud anak-anak kecil. Hal tersebut barang tentu penting karena, internalisasi nilai-nilai Indonesia akan lebih muda dilakukan bilamana dimulai awal. Namun pendongeng semacam itu juga masih memiliki hati di kalangan orang-orang desa atau pun yang sudah lanjut usia.

Topik Menarik