Pengembangan Ekosistem Biomassa Kerakyatan, PLTU Labuan Bersama PT ADCI Tanam dan Panen Kayu Gamal
SERANG, iNewsBanten - Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi IPB University bersama PT. Artha Daya Coalindo Indonesia, PT. PLN Indonesia Power, PLTU UBP Banten II Labuan, BAPPEDA Kabupaten Serang, Kecamatan Cinangka dan Kelompok Tani daerah Cinangka serta stakeholder melaksanakan Seremoni Penanaman dan Panen Tanaman Energi Program Ekosistem Biomassa Kerakyatan acara tersebut bertempat di Desa Kubang Baros, Jum'at (29)11/2024)
Acara tersebut merupakan follow up dari kegiatan sebelumnya yang diinisiasi pada tahun 2022. Tahun 2022 telah dilaksanakan pendampingan HTE dengan metode agroforestry di sekitar PLTU daerah Banten. Hasil studi ini menunjukkan terdapat 6 kecamatan yang potensial untuk implementasi HTE di area sekitar PLTU dan penandatanganan MoU antara KTH dengan PT Artha Daya Coalindo juga telah dilakukan. Pada tahun 2023 juga telah dilakukan pengerucutan terkait implementasi program terkait Pilot Project Feedstock Tanaman Energi Eksisting di Daerah Labuan untuk Sustainability Biomassa Cofiring. Hasil studi telah menunjukkan kecamatan Cinangka merupakan kecamatan yang potensial dalam menghasilkan biomasa eksisting bagi PLTU Labuan. Selain itu, lokasi kecamatan Cinangka juga merupakan lahan yang potensial untuk pengembangan tanaman energi ini. Pihak masyarakat pun sangat antusias dengan adanya program ini.
Kegiatan Pilot Project Pengembangan Ekosistem Biomasa Di Banten merupakan implementasi ekosistem produksi biomassa program cofiring berbasis masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah pembangunan ekosistem kebun tanaman energi yang mencakup penanaman tanaman energi dengan luas 250 Ha dan pengembangan manajemen feedstock biomassa di Kecamatan Cinangka Banten. Pada kegiatan ini lahan yang digunakan merupakan lahan masyarakat dan dikelola oleh petani secara mandiri. Kegiatan ini melibatkan 11 desa, 16 KTH, dan 331 petani. Luasan lahan yang terlibat sampai saat ini terus mengalami peningkatan yaitu 275 Ha dengan target awal di 250 Ha.
Bersamaan dengan pelaksanaan Penanaman Tanaman Energi, dilakukan juga pemanenan tanaman eksisting dan penandatanganan SPK antara PT. Artha Daya Coalindo (ADC) sebagai anak perusahaan PT PLN Indonesia Power yang berperan sebagai offtaker (pembeli) dari biomasa kayu eksisting yang dihasilkan masyarakat melalui 5 BUMDES mewakili Kelompok Tani yang memproduksi biomassa kayu tersebut.
(Penyerahan bibit Pohon Gamal dan bibit Pohon Kaliandra kepada petani masyarakat Cinangka)
Program Cofiring PLTU tersebut adalah program yang dibuat oleh PT. PLN (Persero) dalam rangka meningkatkan bauran energi ramah lingkungan yang didapatkan dari kombinasi campuran bahan bakar biomassa dengan batu bara melalui sistem cofiring. PT PLN (Persero) telah menetapkan 52 PLTU yang akan melaksanakan program cofiring yang tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki total kapasitas pembangkit sebesar 18.665 MW. Sehingga dapat diperkirakan jika menggunakan sistem cofiring pada total kapasitas PLTU eksisting akan dapat meningkatkan bauran energi dari biomassa sampai sebesar 10 (1.866,5 MW). Program ini merupakan upaya PT. PLN (Persero) untuk mecapai target bauran energi terbarukan (EBT) sebesar 23 di tahun 2025.
Biomassa sangat kompetitif untuk memenuhi target dekarbonisasi di Indonesia. Hal ini karena biaya listrik Levelized Cost of Electricity (LCOE) energi cofiring biomassa lebih rendah bila dibandingkan akselerator energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya. Penggunaan teknologi cofiring ini menandakan komitmen Indonesia untuk mempercepat tujuan Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060, apalagi PLTU merupakan salah satu penyumbang emisi CO2 terbesar. Dengan memanfaatkan biomassa dalam teknologi cofiring pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), PT PLN (Persero) berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 1,05 juta ton CO2e dan menghasilkan 1,04 terawatt hour (TWh) energi bersih di tahun 2023.
Implementasi program cofiring juga merupakan bentuk optimalisasi pemanfaatan sumber biomassa di Indonesia mengingat Indonesia sebagai negara tropis yang subur dan memiliki sumber biomassa yang melimpah. Sumber biomassa ini dapat berasal dari limbah pertanian, perkebunan, dan hutan. Dalam jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan pasokan biomassa pada pelaksanaan program cofiring diperlukan pembangunan Kebun Tanaman Energi.
Peran masyarakat diprogram pembangunan kebun tanaman energi dilakukan melalui pemanfaatan lahan masyarakat. Pemanfaatan lahan masyarakat sebagai kebun tanaman energi dapat dilakukan dengan beberapa pola tumpangsari yaitu pola tanam Alley Cropping (Tanaman Lorong) dan pola tanam Enrichment Planting (Tanaman Pengayaan) menggunakan tanaman Gamal (Gliricidia sepium) dan Kaliandra (Calliandra calothyrsus)," tutupnya.