Supermusic United Day 8: 47 Band Sukses Hibur Belasan Ribu Pecinta Musik Bandung

Supermusic United Day 8: 47 Band Sukses Hibur Belasan Ribu Pecinta Musik Bandung

Gaya Hidup | bandungraya.inews.id | Senin, 27 Januari 2025 - 07:00
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Belasan ribu pecinta musik cadas tumpah ruah di Lapangan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), Jalan Supratman Kota Bandung, Minggu (26/1/2025) mulai pukul 09.00 hingga jelang tengah malam, menyaksikan konser Supermusic United Day 8.

Konser musik berskala besar pertama di Kota Bandung pada 2025 ini, menghadirkan 47 grup musik dari sejumlah daerah, bukan hanya dari Jawa Barat. Nama-nama beken baik di blantika musik Tanah Air maupun grup-grup underground tampil secara bergantian di 4 panggung yang disediakan Super Musik.

Di panggung utama, sejumlah grup underground ternama dari Kota Bandung, seperti Sengai, Deadsquad, dan Burgerkill sebagai penampil utama bersama Superman is Dead asal Bali. Ada juga grup asal Bandung lainnya, The Changcuters.


Penampilan The Changcuters di Supermusic United Day 8. (Foto:Deni Mulyana)
Di 2 stage lainnya, yang berdampingan dengan panggung utama, ditampilkan 15 grup lainnya, seperti The Panturas, Rumah Sakit, Stand Here Alone, Rebellion Rose, Romi and The Jahats, Perunggu, Dongker, The Jansen, Revenge The Fate, Kelompok Penerbang Roket. Ada juga grup underground lainnya asal Bandung, seperti Jasad, Rosemary, Strangers, DTO9 dam Bleach. Sementara di stage 4 yang berposisi terpisah dari 3 stage lainnya, ditampilkan sejumlah grup musik hardcore dari berbagai daerah, bahkan ada yang berasal dari luar Jawa Barat. 

Selain grup-grup musim yang sudah establish, ada band-band binaan dari 15 kota yang tampil pada kesempatan ini. Dari kawasan Bandung Raya, tampil grup-grup seperti Asep Balon (Majalaya), Naladhipa (Kabupaten Bandung), Hope Inside (Kabupaten Bandung Barat), Beruang Kota (Bandung Timur), Colorblind HC (Kota Bandung). Lalu dari kota/kabupaten lainnya di Jawa Barat, ada Superiots (Bogor), Lukanegara (Tasikmalaya), Dimethyl Mercury (Cianjur), This End (Garut),  Low To High (Tasikmalaya), Rawkids (Indramayu), Mondru (Sumedang), Minus Etika (Kuningan), Bedil Nyengsol HC (Pangandaran), Twelve of Accident (Subang), Sorrow HC (Purwakarta), Hompimpah (Majalengka), Burst Fated (Cirebon), dan Rasvala (Bogor)

 

Sedangkan dari luar Jawa Barat, tampil Sukatani (Purbalingga), Tabrak Lari (Tangerang Banten),  Over Distortion (Sleman),  Modern Guns (Jakarta), Keep It Real (Malang), Killa The Phia (Aceh), Defy (Palu),  dan Jhony Freedom (Purwokerto).

Animo penonton pun sangat luar biasa. Para penonton yang rata-rata berusia muda dengan -berpakaian hitam-hitam dengan setia memadati depan panggung. Walaupun menjelang sore hingga malam, lokasi konser diguyur hujan sehingga acara berakhir.

Dany Kajul dari Event Organizer Hellprint mengungkapkan, pada penyelenggaran Super Music United Day kali ini agak sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, yang lebih kental dengan nuansa rock atau metal-nya. Sementara pada konser musik awal tahun ini, genre musik yang ditampilkan lebih bervariasi. 


Peforma Band Sengai di konser Supermusic United Day 8. (Foto:Deni Mulyana)

Dany menjelaskan, hal tersebut untuk mengakomodir keinginan Gen Z yang menyukai banyak genre musik. “Jadi band itu ada yang Mediku. Mediku itu ‘enak di kuping’ katanya, dan related lirik-liriknya itu dengan kehidupan mereka saat ini, untuk anak-anak SMA atau mahasiswa. Saya hanya memfasilitasi apa yang saya tangkap dari Gen Z, seperti yang muncul di kolom comment medsos kita,” ujar Dany kepada wartawan.

Pada United Day yang ke-8 kali ini juga, ujar Dany, pihak EO banyak menampilkan 27 grup band binaan dari 15 kota yang terbilang baru muncul. Menurut Dany, hal tersebut dilakukan untuk membina talenta-talenta muda yang akan berkiprah di dunia musik panggung, khususnya dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Band-band tersebut, kata Dany, dipilih setelah pihaknya menggelar acara musim berskala kecil atau Gigs di kafe-kafe di 30 kota, dengan diakhiri konser Kecil tapi Party (KTP) di 3 kota, yakni Kuningan, Garut, dan Jatinangor. “Ini (united Day) adalah bigbang-nya,” ujar Dany.

 

Untuk mengekspresikan genre musik mereka, pihak EO menyediakan stage 4 khusus untuk jenis hardcore. “Karena kan agak beda, kalo saya bawa ke sini (3 stage utama), jadinya agak keganggu stage yang lain. Kalau di sana (stage 4) dibiarkan begitu saja. Itu dijamin dari pagi sampai malam, seru di sana, karena tanpa barikade. Dan ternyata aman sampai sekarang, tanpa ada yang berdarah-darah atau dibawa ke rumah sakit,” paparnya. 

Untuk United Day kali ini yang dihadiri lebih dari 15 ribu penonton dengan harga tiket Rp125 ribu tersebut, sambung Dany, pihaknya hanya menampilkan 47 grup band yang beraksi di 4 panggung. Berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya yang mencapai 68 band dengan 4 panggung. “Tahun ini paling sedikit, hanya 47 talent dengan  panggung. Alasannya, lebih ke durasi, biar si  band bisa manggung minimal di setengah jam, jadi 7-8 lagu mereka puas,” tegasnya.

Ke depannya, Danny berharap, United Day bisa digelar setiap 2 tahun sekali. Dimana dalam 1 tahun sebelumnya digelarnya konser, pihak melakukan pembinaan band-band di daerah. “Tahun ini insya Allah, kita bisa ke Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Jakarta. Itu ada 40 kota, sedangkan di Jawa Barat, kita hanya 15 kota,” pungkasnya. (*)

Topik Menarik