Arkeolog Temukan Bukti Praktik Kanibalisme di Inggris
BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Arkeolog menemukan hal mengejutkan yang dilakukan oleh leluhur orang Inggris di Zaman Perunggu Awal. Ditemukan bukti adanya praktik kanibalisme yang mengerikan.
Bukti ini dari hasil studi yang dilakukan terhadap tulang-tulang yang ditemukan di situs Charterhouse Warren, di sebelah barat daya Inggris.
Tulang-tulang yang berserakan itu menunjukan bukti adanya kekerasan brutal, termasuk bekas akibat serangan benda tumpul, pemotongan tubuh, dan konsumsi daging manusia, sebelum jasad-jasad itu dilemparkan ke dalam lubang sedalam 15 meter.
"Setidaknya 37 pria, wanita, dan anak-anak terbunuh dan terpotong-potong, dan mungkin sebagian tubuhnya terbakar, sebelum jasad mereka dibuang ke dalam terowongan sedalam 15 meter di dataran tinggi batu kapur Mendip Hills bersama dengan kumpulan fauna yang didominasi oleh ternak," tulis tim peneliti dalam makalahnya.
Para peneliti memperkirakan tulang-tulang tersebut berasal dari satu peristiwa kekerasan yang terjadi antara 2210 hingga 2010 SM.
Terdapat tanda-tanda serius yang ada di tulang-tulang tersebut, seperti retakan dan lubang pada tengkorak, serta luka potong yang terjadi saat kematian, hal ini mengindikasikan praktik kanibalisme.
Selain itu, tidak ada seperti penguburan yang menghormati jenazah hingga kemungkinan tubuh-tubuh korban diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi.
Bahkan, analisis kimia menujukan jika para korban merupakan penduduk lokal, bukan orang luar.
Kemudian tidak ada bukti yang menyebut jika adanya pertempuran, hal ini menunjuka bahwa para korban kemungkinan besar disergap dalam pembantaian brutal.
Adapun bukti praktik kanibalisme adalah keberadaan tulang-tulang sapi di lokasi yang sama. Peneliti berpendapat, memakan daging manusia bisa jadi bertujuan untuk mendeklasifikasi korban menghilangkan kemanusaiaan mereka, dan memperlakukan layaknya hewan.
"Faktor-faktor yang menyebabkan kekerasan tersebut masih belum jelas, tetapi peristiwa tersebut mungkin merupakan bagian dari siklus balas dendam yang terus meningkat yang timbul dari tekanan sosial dan politik dalam atau di antara komunitas-komunitas awal Zaman Perunggu, dan karenanya mungkin memiliki anteseden dan konsekuensi," tulis tim dalam makalah yang diterbitkan di Antiquity.
Selain itu, ada indikasi wabah penyakit yang melanda Inggris pada periode tersebut, yang mungkin memperburuk ketegangan sosial dan memicu konflik antar kelompok. Namun, kaitan langsung antara wabah tersebut dengan kekerasan di Charterhouse Warren masih belum dapat dipastikan.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang sisi gelap masyarakat prasejarah Inggris.
"Charterhouse Warren adalah salah satu situs arkeologi langka yang menantang cara kita berpikir tentang masa lalu," kata Schulting.
"Ini mengingatkan kita bahwa kekejaman manusia di masa prasejarah dapat menyamai kebrutalan dalam sejarah modern," tambahnya.
Penelitian ini menyoroti bahwa tindakan kekerasan dan kanibalisme kemungkinan besar bukanlah peristiwa tunggal, melainkan bagian dari pola perilaku yang lebih luas di masyarakat saat itu.