Indramayu Panen Raya, Dedi Taufik Harap Produksi Pangan Meningkat
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Penjabat Bupati Indramayu, Dedi Taufik, mengungkapkan bahwa momentum positif panen raya di wilayahnya perlu dijaga agar dapat berdampak pada peningkatan produksi pangan di seluruh areal lahan sawah. Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi para petani.
Saat ini, Kabupaten Indramayu tengah melaksanakan panen raya yang hampir serentak di seluruh daerah. Dedi Taufik menyatakan bahwa peningkatan produksi pangan dapat memberikan dampak positif, terutama bagi para petani yang dapat menikmati hasilnya dengan lebih maksimal.
"Di musim tanam (MT) II/Gadu, luas lahan yang ditanami mencapai 102.258 hektare, dan hingga saat ini, sekitar 24.468 hektare telah selesai dipanen," ujar Dedi Taufik.
Salah satu contoh hasil panen yang baik terlihat di Desa Tukdana, di mana rata-rata produksi mencapai 8,3 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare.
"Ini adalah momentum penting bagi kita untuk meningkatkan produksi sekaligus memperbaiki sistem logistik pertanian di daerah," kata Dedi.
Lebih lanjut, Dedi Taufik menekankan bahwa panen raya ini sangat strategis untuk menjaga stabilitas harga pangan, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025.
Ia juga meyakini sektor pertanian di Indramayu bisa semakin maksimal jika proyek-proyek irigasi yang sedang berjalan dapat diselesaikan sesuai target pada tahun 2026.
"Jika proyek dan program irigasi selesai, dampaknya pada produktivitas pertanian akan sangat signifikan," imbuh Dedi.
Sementara itu, Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, optimistis Jabar dapat mencapai target produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 11.084.635 ton pada akhir 2024, sesuai dengan target yang ditetapkan Pemerintah Pusat.
Berbagai upaya intensifikasi pertanian, seperti pompanisasi dan pengaturan jadwal masa tanam, telah dilakukan untuk mendukung pencapaian target tersebut.
Bey juga menekankan pentingnya sinkronisasi data dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memastikan akurasi produksi pertanian.
Namun, Bey mengakui ada beberapa kendala di sektor pertanian, terutama terkait dengan harga dan stok pupuk.
Ia memastikan Pemerintah Provinsi Jabar terus melakukan pembenahan dan berupaya menjaga stabilitas harga beras dengan operasi pasar, distribusi yang efisien, serta penyediaan bantuan pangan untuk menekan inflasi.
Terkait masalah kelangkaan pupuk, Bey menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh transisi pemerintahan yang menyebabkan perubahan nomenklatur kementerian dan jabatan yang berdampak pada birokrasi.
"Saat ini, kuota pupuk nasional sebanyak 9,55 juta ton, tetapi baru disalurkan sekitar 5 juta ton," kata Bey.
Bey Machmudin menegaskan, meski ada tantangan, Pemprov Jabar tetap berkomitmen untuk mendukung sektor pertanian agar bisa terus berkembang dan mencapai target yang telah ditetapkan.