Dalam menyambut kedatangan hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, para umat Muslim pasti sudah tidak asing lagi dengan lantunan takbir yang terdengar di berbagai tempat. Agar dapat turut memeriahkan hari raya tersebut, penting untuk mengetahui lafadz takbiran terlebih dahulu sehingga dapat melantunkannya dengan benar.
Selain untuk memeriahkan hari raya, mengumandangkan takbir juga dianjurkan dalam agama Islam, terutama saat hari raya tiba. Oleh karena itu, berbagai masjid dan umat Muslim selalu ramai-ramai melantunkan takbir dimulai dari malam hari raya.
Banyak umat Muslim yang sudah tidak asing lagi dengan bacaan takbir baik versi pendek maupun panjang, karena sering kali dikumandangkan saat hari raya. Meski demikian, sangat disarankan untuk menyimak lafadznya secara Arab dan Latin agar dapat melantunkannya dengan benar.
Saat mendengarkan takbir yang dikumandangkan di berbagai masjid, mungkin pernah menemukan versi bacaan takbir yang lebih panjang dan lengkap daripada bacaan biasa. Hal ini membuat banyak orang menyebut adanya takbiran versi panjang dan pendek.
Namun sebenarnya tidak ada perbedaan antara keduanya. Hanya saja pada bacaan takbir yang terdengar lebih panjang, ditambahkan beberapa dzikir serta takbir sesuai yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW saat berada di Bukit Shafa, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Takbir versi pendek yang dimaksud adalah lafadz takbiran yang sering kali dilantunkan berkali-kali saat malam hari raya tiba. Meskipun sering didengar, tetap penting untuk mengetahui bacaan ini dalam tulisan Arab dan Latin agar dapat melantunkannya dengan benar sesuai kaidah.
Banyak orang sembarangan melantunkan lafadz takbir sesuai dengan yang sering didengarnya tanpa mengerti apakah bacaannya sudah sesuai kaidah atau belum. Padahal, jika tidak sesuai dengan redaksi aslinya, maka lafadz yang dilantunkan dapat memiliki arti yang berbeda.
Jika sudah begitu, seseorang bukannya mendapatkan pahala, tetapi malah dapat dikenai dosa jika arti kalimat yang diucapkannya benar-benar melenceng. Untuk menghindari hal tersebut, mari simak tulisan Arab beserta Latin dari bacaan takbir di bawah ini.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Bacaan latin takbir: Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”
Baca juga: Tata Cara Pembagian Daging Qurban Sesuai Syariat Islam
Sebagaimana yang sudah sedikit dibahas sebelumnya, jika pernah mendengarkan lafadz takbiran yang lebih lengkap dan panjang, sesungguhnya itu adalah takbir yang ditambahi dengan dzikir-dzikir.
Bukan tanpa dasar, bacaan versi ini disandarkan pada takbir serta dzikir yang dibacakan oleh Rasulullah SAW di bukit Shafa sebagaimana yang dijelaskan pada hadis riwayat Imam Muslim.
Walaupun bacaan ini lebih sering dibacakan di masjid dan jarang dilantunkan oleh masyarakat, ada baiknya juga untuk mengetahui tulisan arab serta latin bacaan takbir ini. Dengan begitu, siapapun bisa turut melantunkan takbiran versi lengkap yang dikumandangkan di masjid dengan bacaan yang benar.
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِـيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Bacaan latin takbir lengkap: Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa a’azza jundahu wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allahu akbar walillahilhamdu
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan(yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentaraNya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah.”
Jika asing dengan bacaan takbir di atas, coba perhatikan takbiran yang dilantunkan di pagi hari sebelum sholat Idul Fitri di mulai. Biasanya lafadz di atas dilantunkan di sela-sela bacaan takbir versi singkat yang telah dicontohkan sebelumnya.
Untuk bisa mendalami lafadz yang dikumandangkan, akan lebih baik lagi apabila memahami serta mendalami arti dan juga makna yang terkandung dari bacaan takbir sekaligus dzikir di atas. Dengan begitu, diharapkan hari raya Idul Fitri ataupun Idul Adha yang dijalani semakin berkualitas dan bernilai ibadah.
Baca juga: Hukum Qurban, Tata Cara Pelaksanaan & Keutamaannya
Di dalam Islam, para umat muslim tidak hanya menjalani satu hari raya saja, melainkan dua sekaligus meliputi hari raya Idul Adha dan Idul Fitri. Dalam menyongsong kedua hari tersebut, bacaan takbir akan bergema di seluruh penjuru baik dari lisan muslim itu sendiri hingga melalui tabuh-tabuh bedug masjid.
Walaupun terdapat dua hari raya yang berbeda, kalimat takbir yang harus dibaca adalah sama, yaitu sesuai dengan yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya. Hanya saja, terdapat sedikit perbedaan anjuran waktu mengumandangkan takbir di hari raya Idul Adha dan Idul Fitri.
Untuk menyongsong datangnya hari raya Idul Adha, waktu yang dianjurkan untuk membaca lafadz takbiran yaitu dimulai pada tanggal 9 Dzulhijjah setelah waktu maghrib telah datang. Mulai waktu itu, semua orang muslim baik perempuan atau lelaki, boleh bertakbir kapanpun dan dimanapun.
Tentu kamar mandi atau tempat-tempat yang tidak pantas untuk disebutkan asma Allah di dalamnya adalah pengecualian. Selain itu, maka bebar untuk bertakbir hingga waktu ashar pada tanggal 13 Dzulhijjah tiba.
Sehingga, waktu yang dianjurkan yaitu pada malam Idul Adha hingga hari ketiga Idul Adha.
Berbeda dengan Idul Adha, lama takbiran Idul Fitri lebih singkat karena hanya dimulai saat malam 1 Syawal hingga sebelum sholat Idul Fitri didirikan. Lebih tepatnya, umat muslim dianjurkan untuk mulai bertakbir Idul Fitri di malam sebelumnya setelah memasuki waktu maghrib.
Sementara untuk batas akhirnya, beberapa pendapat mengatakan adalah hingga pertama kali imam sholat Idul Fitri bertakbiratul ihram untuk memulai sholat Ied. Namun, sebagian yang lain mengatakan bahwa batas akhir yang dianjurkan adalah saat sholat Idul Fitri selesai dilaksanakan.
Baca juga: Niat Buka Puasa Idul Adha: Puasa Arafah & Puasa Tarwiyah
Bacaan takbir di hari raya Idul Adha dan Idul Fitri tidak semata-mata dilantunkan hanya untuk menyemarakkan hari besar tersebut. Namun, jika dapat memahami makna serta arti yang terkandung di dalamnya, maka umat muslim juga bisa mendapatkan berbagai keutamaan melantunkan bacaan takbir.
Adapun berbagai fadhilah atau keutamaan membaca takbiran saat hari raya di antaranya sebagai berikut:
Apabila menyimak arti bacaan takbir yang telah dituliskan di atas, maka dapat dipahami bahwa lafadz takbir itu sendiri dimaksudkan untuk mengagungkan kebesaran Allah SWT. Jika dapat memahami makna tersebut, maka umat muslim bisa mengingat bahwa tiada daya dan kekuatan selain dari Allah SWT.
Dan karena itu, rasa sombong akan hilang, berganti dengan iman yang semakin meningkat kepada Allah SWT.
Selanjutnya, membaca lafadz takbir dengan benar dan dapat memahami artinya bisa membuat hati lebih mudah bersyukur. Pasalnya, takbir itu sendiri menjadi salah satu pengingat bahwa semua nikmat serta karunia yang didapatkan adalah karena kebesaran Allah.
Mulai dari karunia dapat berpuasa selama satu bulan hingga karunia dapat berkurban atau menikmati hewan kurban di Idul Adha, semuanya tidak lain adalah karena karunia Allah SWT.
Keutamaan besar yang bisa didapatkan dari turur membaca takbir adalah mendapatkan pahala dari Allah SWT. Pasalnya, takbir sendiri termasuk dalam kalimat dzikir yang ditujukan kepada Allah, serta melaksanakannya juga berarti mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
Karena lafadz takbiran pada hari raya Idul Adha dan Idul Fitri sama, maka jangan lupa mempelajari tulisan Arab ataupun latinnya di atas. Dengan begitu, bacaan yang dilantunkan sesuai dengan kaidah dan memiliki arti yang benar.
Perjuangan Timnas Indonesia di babak kualifikasi piala dunia 2026 berlanjut menghadapi Vietnam. Pada babak grup…
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama Republik Indonesia telah menetapkan awal Ramadan 2024 jatuh pada Selasa,…
RCTI+ menyajikan tayangan olahraga terkini bagi kamu para pecinta olahraga, khususnya pecinta basket. Di minggu…
Voli wanita Korea Selatan kini telah menjadi sorotan utama di dunia olahraga internasional. Salah satu…
Ajang Liga Champions Asia (AFC Champions League) 2023/2024 semakin menarik perhatian para pecinta sepak bola.…
Jadwal dan Cara Menonton Pertandingan seru antara Bali United dan Central Coast di lanjutan AFC…