Ibadah
Bacaan Doa Niat Puasa Syawal 6 Hari. Dari Rukun hingga Keutamaannya
Setelah umat Muslim menunaikan ibadah puasa fardu di bulan Ramadan, disunnahkan untuk melaksanakan puasa Syawal.
Puasa Syawal dilakukan pada bulan Syawal, baik secara berturut-turut selama 6 hari, maupun putus-putus, asalkan masih di dalam bulan Syawal.
Bacaan Niat Puasa Syawal
Dalam melaksanakan puasa Syawal, ada beberapa rukun yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah niat. Bagi Muslim yang hendak melaksanakan puasa Syawal, sebaiknya mengetahui bacaan niat yang benar agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan hilangnya pahala dari ibadah tersebut.
Berikut bacaan niat puasa Syawal dalam bahasa Indonesia beserta artinya:
“نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى”
Latin: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala”. Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Muslim juga dapat melafadzkan niat puasa Syawal selama 6 hari, yakni:
“ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﻏَﺪٍ ﻋَﻦْ ِﺳﺘَﺔٍ ِﻣﻦْ ﺷَﻮَﺍﻝٍ ﺳُﻨَﺔً ِﻟﻠَﻪ ﺗَﻌَﺎﻟَﻲ”
Latin: “Nawaitu Shauma Ghadin ‘Ansittatin Min Syawaali Sunnatan Lillaahi Ta’aalaa”. Artinya: “Aku niat berpuasa sunnah 6 hari bulan Syawal karena Allah Ta’ala.”
Dalam melaksanakan puasa Syawal, sangat penting untuk berniat hanya karena Allah SWT. Jangan sampai berniat untuk selain Allah, karena tidak sesuai dengan lafadz bacaan niat puasa Syawal yang sudah disebutkan di atas.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadan 2023 di Seluruh Indonesia (Muhammadiyah)
Keutamaan dan Manfaat Puasa Sunnah Syawal
Puasa sunnah Syawal memiliki banyak keutamaan bagi umat Muslim yang melaksanakannya. Keutamaan ini seharusnya menjadi motivasi bagi umat Muslim untuk kuat dan semangat dalam melaksanakan puasa Syawal.
Berikut ini adalah keutamaan puasa Syawal yang bisa menjadi penyemangat untuk berlomba-lomba dalam berpuasa Syawal:
Mendapatkan Pahala Seperti Berpuasa Setahun Penuh
Sebagai umat Muslim, tentunya kita ingin mendapatkan ganjaran yang lebih ketika melakukan ibadah, meskipun sebenarnya tidak boleh berniat melakukan ibadah karena mengharapkan ganjaran.
Namun, jika kita melakukan ibadah hanya karena Allah SWT, maka pahala atau kebaikan pasti akan diberikan kepada kita.
Seperti halnya puasa Syawal yang memiliki keutamaan pahala yang luar biasa, yakni bagi yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala seperti seseorang yang berpuasa setahun penuh.
Baca juga: Doa Berbuka Puasa Ramadhan: Lafadz Arab dan Artinya
Sarana Mendekatkan Diri Kepada Allah
Jika kita ingin selamat, tidak ada cara lain selain mendekatkan diri kepada sang pemberi hidup, yaitu Allah SWT. Ada banyak cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, salah satunya adalah dengan berpuasa Syawal.
Karena puasa adalah ibadah yang langsung terhubung kepada Allah tanpa perantara, bahkan yang langsung menilai juga adalah Allah SWT.
Sebagaimana Rosulullah SAW Bersabda, “Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).” Kemudian, Rasulullah melanjutkan, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi.” (HR. Muslim).
Menyempurnakan Ibadah
Seorang Muslim yang sudah paham tentang ibadah yang dia kerjakan tentunya tidak akan pernah puas untuk mendapatkan hasil atau nilai yang terbaik dari Allah SWT. Sehingga dia melakukan ibadah-ibadah sunnah lainnya, salah satunya adalah mengerjakan puasa Syawal sebagai sarana untuk menyempurnakan ibadah wajib.
Hadis Tentang Anjuran Puasa Syawal
Sudah jelas bahwa puasa Syawal bisa dimanfaatkan untuk menyempurnakan ibadah wajib lainnya.
Sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Rajab dalam sebuah kitabnya, “Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 394.)
Baca juga: Doa Niat Puasa Ramadhan dengan Lafadz Arab dan Artinya
Hadis dari Abu Ayyub al-Anshari ra.
Abu Ayyub al-Anshari ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Latin: “Man shama Ramadan thumma atba’ahu sitan min Syawal kana kasiiyamil dahri.”
Artinya: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim no. 1164)
Hadis dari Aisyah ra.
Dari Aisyah ra. ia berkata:
كَانَ يَصُوْمُ رَسُوْلُ اللهِِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السِّتَّ مِنْ شَوَّالٍ، وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يُبَرِّرَهُنَّ بَعْدَ الْفِطْرِ
Latin: “Kana yasuumu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam assittam min Syawal, wa kana yuhibbu an yubarrirahunna ba’dal fithr.”
Artinya: “Rasulullah saw. biasa berpuasa enam hari di bulan Syawal, dan beliau senang untuk mengkompensasikannya setelah hari raya Idul Fitri.” (HR. Muslim no. 1164)
Hadis dari Abdullah bin Abbas ra.
Dari Abdullah bin Abbas ra. ia berkata:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صَيَامًا مِنَ السِّتِّ مِنْ شَوَّالٍ
Latin: “Ma ra’aytu an-nabiyya shallallahu ‘alaihi wa sallam yataharraa sawma syahrin akthara min sya’baan, wa ma ra’aytuhu akthara sawyaman minassitt min Syawal.”
Artinya: “Aku tidak pernah melihat Nabi saw. berusaha untuk berpuasa di bulan yang lebih sering dari Sya’ban, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak selain enam hari di bulan Syawal.” (HR. Bukhari no. 1985 dan Muslim no. 1164)