Musik
Merapat! Konser Musik Kece Tahunan Indonesia
Siapa sih yang enggak suka musik? Belum sah rasanya bagi pencinta musik kalau belum menghadiri konser musik terbaik tahun 2021. Bahkan, yang bukan pencinta musik saja tau bagaimana euforia orang-orang saat menghadiri festival.
Apalagi, kalau kamu yang menjadikan musik segala-galanya dalam hidup. Mungkin kamu tidak ingin menghabiskan tahun sebelum mengikuti konser musik. Tapi, kamu sudah tau belum mau hadir ke konser musik mana tahun ini? Atau selama ini kamu harus jauh-jauh ke luar negeri dulu untuk menghadiri konser musik?
Tenang, di Indonesia juga sudah banyak kok acara konser musik yang digelar tahunan. Turut mengisi musisi dan musikus tanah air yang enggak kalah keren sama musikus luar negeri.
Rugi kalau belum tau, sudah sejak awal 2000an Indonesia punya konser musik yang mengguncangkan bumi pertiwi. Jadi, di tahun 2021 ini kamu mulai pikirkan deh mau hadir ke festival musik di mana.
Di artikel ini, kamu akan menemukan jawaban terkait konser musik di Indonesia. Bahkan, mulai dari awal booming-nya kegiatan tersebut hingga eksistensinya yang saat ini terus berkembang.
So, don’t have to wait any longer, just scroll down and read the article
Konser Musik di Awal Tahun 2000
Sebelum membahas kegiatan terbaru, ada baiknya kita mengetahui dahulu bagaimana awal mulanya kegiatan tersebut bisa ada.
Hakikatnya, gelaran musik di Indonesia memang menjadi kegiatan favorit semua kalangan khususnya anak-anak muda. Tentu saja, Jakarta menjadi tempat pertama yang terpikirkan bagi acara musik yang besar untuk dilaksanakan.
Di tahun 2002, muncul konser musik yang menjadi pioner aktivitas gelaran permusikan pada masa itu. PDi tahun pertamanya, kegiatan tersebut dilaksanakan di Parkir Timur Senayan, Jakarta.
Menariknya, konser musik tersebut mengangkat tema besar yaitu Experience ‘Em All. Tujuannya adalah guna merangkul seluruh penikmat musik tanah air untuk ikut menjadi saksi pertujukan musik terbesar saat itu. Bagaimana tidak, untuk tahun pertama sebuah konser musik, saat itu sudah berhasil menarik sebanyak 45 ribu penonton.
Meskipun, hanya dihadiri oleh musikus Indonesia. Akan tetapi, musisi yang hadir bukan sembarangan. Musisi papan atas tanah air berkumpul pada saat itu. Seperti, Slank, Gigi, Sheila on 7, Naif, Club80’s, Dewa19, BIP, /Rif, Seurieus Band, Potret, dan lainnya.
Karena itulah, festival musik tersebut tetap bisa menghidupkan gairah bagi penikmat musik tanah air. Sehingga, meski belum mampu menggandeng musikus mancangera, namun, bisa menjadikan generasi muda jadi lebih mencintai musik karya anak bangsa.
Di tahun selanjutnya, acara musik bergengsi tersebut kembali digelar. Namun, tentu peningkatan dan perkembangan itu dibutuhkan. Sukses mengawali kegiatan di satu kota, maka kemajuannya adalah menggelar acara di banyak kota.
Ya, acara nge-gigs tersebut beralih dari Jakarta menuju lima kota besar di Indonesia yaitu, Medan, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Bali. Padahal, baru masuk tahun kedua sejak pertama kali diadakan.
Mengagumkan, bukan?
Seperti keberanian nyali panitia untuk menggelar festival di 5 kota, tema yang diangkat pun menyangkut keberanian, yaitu Aksi Musik Paling Bernyali.
Tak nanggung-nanggung, gelaran musik tersebut berhasil menggandeng 64 musisi papan atas Indonesia dan penonton sebanyak 40 ribu orang.
Mengundang Musisi Internasional
Alhasil, dengan kesuksesan pada dua tahun pertama digelarnya konser musik tersebut, di tahun selanjutnya pada 2004 mereka berani menggaet dua band internasional untuk perform. The Weekend dari Kanada dan The Cassanovas dari Autralia, yang berbagi panggung dengan tiga band papan atas tanah air yaitu God Bless, Slank , dan Peterpan (sekarang Noah -red).
Mengangkat tema Make Music Not War , konser musik saat itu mengajak para pencinta musik untuk saling jaga kondisi nasional agar tetap damai. Kegiatan digelar di empat kota besar di Indonesia yaitu, Malang Padang, Makassar, dan Jakarta.
Pada tahun 2005, musisi internasional yang turut hadir adalah Noise Conspiracy dari Swedia, dan Crowned King dari Kanada. Penyelenggaraan kembali dilakukan di 5 kota besar di Indonesia yaitu, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Bali.
Tak cukup dengan 2 band internasional, di tahun 2006, konser musik kebanggaan Indonesia itu mengundang 3 musisi internasional yaitu, INXS dari Australia, Saw Losser dari Singapura, dan Mike Tramp dari Amerika.
Ditambah lagi, pada tahun 2007 penyelenggara festival memberikan kesempatan kepada penampilan terbaik dari musisi yang hadir untuk dapat menonton konser band The Poice di Paris. Gokil, enggak tuh?
Selain mengundang musisi luar, penyelenggara konser musik tersebut juga mengapresiasi musisi lokal dengan hadiah yang enggak tanggung-tanggung. Hadiah itu ada pada festival ke enam tahun 2007 yang bertemakan Sounds of Change. Yang pada saat itu terlibat hadir tiga musisi internasional dari Kanada, Dearest dan Crowned King, dan juga Scraping of Change dari Amerika Serikat.
Hingga, di tahun-tahun selanjutnya, gelaran musik terbesar di Indonesia itu diisi oleh musisi-musisi lokal hingga mancanegara.
Gelaran Terakhir Sebelum Pandemi
Mengusung tema The Spirit of All Time, pagelaran musik berskala besar dan langgeng tersebut mencapai usia ke-17 pada tahun 2019 lalu. Meskipun, di tahun-tahun sebelumnya banyak rumor bahwa kegiatan akan dihentikan.
Akan tetapi, siapa sangka bahwa gelaran di tahun 2019 benar-benar menjadi gelaran terakhir sebelum pandemi datang menyerang. Akibatnya, di tahun 2020 pemerintah menetapkan semua kegiatan yang berskala besar tidak boleh diselenggarakan, termasuk konser musik tahunan tersebut.
Sehingga, kenangan di tahun 2019 masih teringat dan terasa bagi setiap penonton. Deretan musikus-musikus Indonesia dan mancanegara hadir memeriahkan konser musik saat itu. Kegiatan yang dimulai di Garuda Wisnu Kencana (GWK Bali) itu, dimeriahkan oleh Tashoora, Pee Wee Gaskins, Gym and Swim, Parau, Mellow Fellow, Adhitia Sofyan, Gugun Blues Shelter, serta Sobs.
Saat menjelang malamnya, penonton bisa menyaksikan Maliq & D’Essentials, Elephant Kind, Base Jam, Kelompok Penerbang Roket, dan FSTVLST.
Selain itu, tampil juga Fiersa Besari, The Sigits, Seringai, yang tampil pada waktu hampir bersamaan dengan musikus dan group lain di panggung berbeda.
Tentunya, tahun 2019 juga mengundang band internasional. Group asal Inggris Suede, yang tampil dalam panggung lain di malam hari bersama penampil lokal yaitu, Jamrud, Tuan Tigabelas, Feast, Padi Reborn, Diskoria, Jason Ranti, dan The Upstairs.
Festival ini diklaim telah memanjakan telinga dan juga mata para penontonnya. Sebab, dihadirkan pula karya-karya seni hasil kurasi Ade Darmawan, Saleh Husein, dan Isha Hening.
Selain itu juga, instalasi seni “Penjaga Jaman” dari Agus Mediana dan I Putu Edi Kharisma, seniman dari Bali, dan monumen “Tapi Jadi Epik” yang setinggi 10,8 meter hasil dari karya seniman Yoyakarta Uji “Hahan”.
Jadi, meskipun kamu enggak bisa nonton konser di masa pandemi ini, tapi euforia di konser musik Indonesia tahun-tahun sebelumnya masih terasa. Selain itu, para penyelenggara konser musik juga saat ini tengah berjuang menghadirkan segera gelaran musik yang bisa kamu nikmati kamu dengan aman dan tentunya berkesan.
Tahun 2021?
The Sounds is Back!!!
Pingback: √ 7 Ide Virtual Event yang Gak Boleh di Skip Saat Pandemi - Pubiway